
“Tantangannya adalah jalur yang menanjak, dan bebatuan. Tapi kami tetap jalankan agar warga terbebas dari corona,” ujar anggota Bhabinkamtibmas, Brigadir Dedi Mahendra.
Lelahnya mendaki jalan berbatu sambil menggendong pengeras suara seberat 20 kg tak hentikan Dedi Mahendra untuk melakukan sosialisasi pencegahan corona. Tak semua jalan di Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Trenggalek dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Jangankan roda empat, beberapa jalan terjal tak mampu dilewati kendaraan roda dua.
“Apabila jalur masih bisa digunakan naik motor ya naik motor, kalau menemui jalur yang menanjak dan sempit kami berjalan kaki,” ujar Dedi, melansir dari kompas.com (25/3), 2020.
Dengan pengeras suara di punggungnya Anggota Bhabinkamtibmas Kecamatan Bendungan, Trenggalek, ini terus menyerukan imbauan strategi pencegahan corona. Mulai dari informasi terkait bahaya virus corona, imbauan untuk terus mencuci tangan, pola hidup sehat, menjaga jarak fisik, hingga anjuran untuk tetap di rumah.
Perjalanannya Dedi dalam melakukan sosialisasi pencegahan corona tak begitu mulus. Ia dan kawannya, seorang anggota babinsa, terkadang perlu menjelaskan secara detil terkait strategi pencegahan corona saat ia berpapasan dengan warga. Bahkan, Dedi tak segan untuk menghampiri warga yang tengah meladang di sawah.
“Semua, yang melintas di jalan juga yang berada di sawah kami datangi dan kami beri wawasan,” ujar Dedi.
Tak sekali atau dua kali, Dedi berkomitmen untuk terus lakukan sosialisasi hingga warga paham akan bahaya corona dan mengerti cara pencegahannya. Tak kenal lelah, Brigadir Dedi berharap warga dapat terhindar dari corona.
“Kami akan terus sosialisasi hingga semua warga paham pencegahan virus corona ini. Dan tidak ada kendala selama ini, dan yang kami lakukan semoga menjadi ladang Ibadah,” imbuh Dedi.
Baca Juga: Gunung Berapi Aktif di indonesia
Status Trenggalek Tanggap Darurat
Perjuangan Dedi tepat sasaran. Meski warga mengetahui sejumlah informasi terkait pencegahan covid-19 melalui televisi, mereka mengaku mendapatkan informasi yang lebih jelas melalui Brigadir Dedi. Sangidu, salah seorang warga mengaku baru mengetahui bentuk pencegahan covid-19 secara langsung.
“Kami tahu virus corona dari televisi, tapi tidak tahu bagaimana pencegahan langsung, baru mengerti setelah diberi tahu oleh Pak Polisi,” papar Sangidu.
Sejak tanggal 26 Maret hingga 29 Mei 2020, Bupati Trenggalek, Moch Nur Arifin, menetapkan status tanggap darurat covid-19. Putusan itu dituangkan dalam SK Bupati Nomor 360/422/406.029/ 2020 tertanggal 26 Maret 2020.
“Peningkatan status ini menindaklanjuti langkah BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang telah menetapkan status darurat covivd-19 di Indonesia. Selain itu juga Ibu Gubernur juga telah menyatakan bahwa darurat di seluruh kabupaten yang ada,” kata Bupati Nur Arifin, seperti dikutip dari Antara, Minggu, (29/3), 2020.
Data terakhir yang dihimpun oleh Gugus Tugas COVID-19, per Jumat 27 Maret 2020, angka Orang Dalam Risiko (ODR) di Kabupaten Trenggalek mencapai 3.101 orang, sedangkan Orang Dalam Pantauan (ODP0 Berjumlah 217, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 2 orang.