Suku-suku di Papua sangat beragam. Tanah Papua merupakan tanah yang paling luas dibanding wilayah Indonesia lainnya. Jumlah penduduk Papua terdiri dari berbagai suku-suku asli yang tersebar di dataran rendah dan pegunungan, juga beberapa penduduk pendatang yang tinggal di Papua. Salah satu suku yang ada di Papua dan memiliki adat istiadat yang cukup sitimewa dan teguh menjalankan hal tersebut adalah suku nayak.
Suku Nayak berada di pegunungan tengah Papua. Honai mencerminkan bagaimana cara hidup suku nayak. Satu honai biasanya dihuni oleh maksimal 10 orang, yang terdiri atas satu pria kepala rumah tangga dan beberapa istri. Banyaknya jumlah istri sangat bergantung pada banyaknya babi yang dimiliki sip ria. Karena babi merupakan lambing kemakmuran dan mas kawin.
Baca Juga: Keajaiban Pulau Ahe
Babi Sebagai Salah Satu Harta Berharga Suku Nayak
Untuk mempertegas eksistensi laki-laki sebagai kepala keluarga, benda-benda berharga termasuk harta benda dan pusaka turun-temurun disimpan di dalam pilamo. Babi pun merupakan pilamo, karena merupakan harga yang berharga dan merupakan lambing status sosial yang dipakai dalam upacara adat.
Rumah wanita disebut ebe-ae atau ebai. “Ebe” artinya tubuh dalam arti hadir, tetapi juga bermakna utama, pusat, sentral. Di ruang pusat atau utama inilah awal mula proses kehadiran atau kelahiran serta saksi sebagai tempat tumbuh kembang generasi berikutnya dengan memberi dua puluh ekor babi. Babi dalam masyarakat nayak adalah lambing kekayaan. hal itu bisa menjadi salah satu faktor kenapa laki-laki dalam suku nayak berhak melakukan apapun terhadap istrinya.
Suku nayak mengenal aturan yang biasa diberlakukan pada masyarakatnya. Kalau mencuri babi 1 ekor, akan didenda 10 babi. Kalau membunuh 1 orang harus didenda dengan babi sebanyak 20 ekor, dan orang yang berhak memutuskannya adalah ketua adat.
Upacara-upacara besar keagamaan dan perang suku masih dilaksanakan. Walaupun mereka menerima agama Kristen, banyak diantara upacara-upacara mereka masih bercorak budaya lama yang diturunkan oleh nenek moyang mereka. Setelah upacara keagamaan diiringi dengan nyanyian, tarian, dan persembahan terhadap nenek moyang mereka. Kepercayaan leluhur mereka adalah alawane oan kigidekma. Di dalam masyarakat suku nayak jika salah seorang menjadi manusia buangan karena ia melanggar tabu, ia biasanya dikucilkan oleh warga yang lain ketika pertemuan adat, dan ia harus membayar denda.