Demonstran Norwegia Ludahi Al Quran
Beritapapua.id - Demonstran Norwegia Ludahi Al Quran - Detik

Demonstran Norwegia Meludahi Al Quran – Ketegangan terjadi pada Ibukota Norwegia, Oslo, ketika seorang pengunjuk rasa anti-Islam merobek-robek halaman Al Quran kemudian meludahi Al Quran. Atas hal ini, Kepolisian Norwegia sampai menembakkan gas air mata untuk memisahkan dua kelompok yang bentrok. Kepolisian Norwegia setidaknya menangkap 30 orang dalam peristiwa ini.

Unjuk rasa ini sendiri terjadi akibat prakarsa dari kelompok Stop Islamisasi Norwegia (SIAN). Unjuk rasa berlangsung dekat gedung parlemen Norwegia.

Awal mula bentrokan terjadi ketika ratusan pengunjuk rasa berkumpul pada jalanan utama. Situasi tiba-tiba memuncak ketika seorang wanita yang merupakan anggota SIAN merobek halaman Alquran dan meludahinya. Wanita tersebut kemudian berkata kepada para demonstran bahwa Ia akan menodai Alquran.

Bentrokan kemudian pecah antara kelompok SIAN dengan kelompok yang kontra terhadap SIAN. Kelompok kontra melemparkan telur kepada anggota SIAN dan mencoba melompati barikade polisi.

Aparat kemudian menembakkan semprotan merica dan gas air mata untuk memisahkan kelompok-kelompok yang bentrok. Pada akhirnya, SIAN memutuskan untuk mengakhiri unjuk rasa lebih awal.

Baca Juga: KSAD Pecat Anggota TNI Penyerangan Polsek Ciracas

MUI Jabar Meminta Pemerintah Mengambil Tindakan

Mengutip dari detik, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat (Jabar), meminta pemerintah Indonesia untuk segera melakukan tindakan atas kebijakan tersebut.

“Saya sendiri belum lihat tuh videonya, cuma pelecehan terhadap kitab suci Al-Qur’an sudah sering, apalagi Norwegia. Kita tetap meminta kepada pemerintah Norwegia, kan ada kedutaannya, meminta pemerintah kepada kedutaan Norwegia segera ditindak pelakunya,” kata Sekum MUI Jabar KH Rafani.

Rafani meyakini bahwa pemerintah Norwegia sendiri menghormati Alquran dan kitab suci agama lain.

“Saya yakin, Norwegia menghormati kitab-kitab suci milik agama-agama. Memang di Norwegia kebanyakannya, masyarakatnya ateis, tapi tidak boleh juga melecehkan kitab suci (agama lain),” ucap Rafani.

Rafani kemudian meminta pemerintah Norwegia untuk segera menghukum pelaku perobekan dan peludahan tersebut. Ia meminta pemerintah Indonesia untuk memutuskan kerja sama dengan Norwegia apabila permintaan tersebut tidak menedapat gubrisan.

“Harus segera diproses hukum, walaupun di sana. Kita minta, kalau itu tidak digubris, pemerintah kita harus mempertimbangkan hubungan (kerja sama) dengan Norwegia. Karena bagaimana pun ini melukai mayoritas umat muslim Indonesia dan dunia,” tutur Rafani.

MUI Jabar pun menghimbau kepada umat muslim Jabar agar tidak terprovokasi dengan peristiwa tersebut.