Diduga Langgar Aturan PSBB, Habib Bahar Bin Smith di Jemput Polisi
beritapapua.id - Diduga Langgar Aturan PSBB, Habib Bahar Bin Smith di Jemput Polisi - Dream

Baru beberapa hari merasakan angin segar bebas dari penjara, Habib Bahar bin Smith kembali di jemput Polisi. Sebelumnya, Habib Bahar divonis selama 3 tahun, karena bersala‎h melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap anak.

Pembebasan Habib Bahar berdasarkan aturan Kermenkumham Nomor 10 Tahun 2020 tentang Program Pembebasan Bersyarat Asimilasi Kementerian Hukum dan HAM terkait Covid-19. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Abdul Aris mengatakan, Bahar bin Smith adalah salah satu dari delapan narapidana di LP Cibinong yang masuk program asimilasi.

Ia diamankan kembali pada Selasa (19/5) dini hari di pesantrennya, Pondok Pesantren Tajul Alawin, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Bahar akan ditahan selama 1 tahun 5 bulan, karena melanggar aturan PSBB.

Selain melanggar aturan PSBB ternyata ia juga melanggar ketentuan dalam menjalankan program asimilasi. Sehingga, pihak Kemenkumham mencabut kembali pembebasan dan asimilasi terhadap Bahar.

Dalam penjemputan itu, petugas Lapas Gunung Sindur turut dikawal personel kepolisian yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi. Polisi melakukan pengawalan dengan membawa senjata laras panjang. Penjemputan berlangsung sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Baca Juga: Tagar IndonesiaTerserah: Ekspresi Tim Medis yang Jengah

Isi Ceramah Yang di Nilai Memprovokasi Masyarakat

Isi ceramahnya di anggap telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Dengan mengadakan kegiatan dan memberikan ceramah yang memprovokasi sesrta menyebarkan rasa permusuhan dan kebencian kepada pemerintah.

“Demi berjuang untuk rakyat, berjuang untuk Indonesia, berjuang untuk rakyat susah, yang sengsara di lockdown, dimatikan di dalam rumahnya sendiri. Saya ridho saya ikhlas besok dipenjara lagi,” kata Habib Bahar dalam video pendeknya.

Habib Bahar juga menyinggung bahwa pemerintah sekarang  yang telah memuat rakyat menjadi susah, membuat rakyat sampai mati kelaparan, dan juga menyengsarakan rakyat. “Kalian yang menderitakan rakyat,” ujarnya.

Bahar menuturkan, bahwa para pejabat dan pemerintahan saat ini bukan lagi berjuang demi rakyat, melainkan rakyat yang mereka korbankan, yang mereka korbankan adalah orang susah. “Yang mereka korbankan demi kepentingan perut, partai politik,” ujar Bahar disambut dengan pekikan takbir Allahuakbar.