Fenomena Puting Beliung Terlihat di Perairan Manokwari
Ilustrasi water spout/puting beliung (foto : EPA)

Fenomena alam waterspout atau fenomena puting beliung di atas permukaan air yang luas, terlihat di perairan kabupaten Manokwari Papua Barat. Fenomena alam waterspout itu terjadi pada, Sabtu siang sekira pukul 13.00 Waktu Papua.

Penampakan waterspout itu sempat warga sekitar abadikan melalui video pendek dan beredar di media sosial. Fenomena itu juga menggegerkan warga pesisir pantai Manokwari.

Kepala BMKG stasiun Rendani Manokwari, Daniel Tandi yang mengkonfirmasi hal itu mengatakan hasil rekaman udara tercatat kecepatan angin pada pusat belalai (pusaran angin) melebihi 63 km/jam dengan durasi kurang dari sepuluh menit.

Tandi menangatakan, fenomena waterspout sangat berbahaya bagi nelayan ataupun kapal penumpang yang melakukan pelayaran dab bertepatan pada pusaran atau belalai angin itu.

“Kalau di laut, sangat berbahaya bagi nelayan atau kapal penumpang karena bisa menimbulkan gelombang akibat pusaran angin, kalau puting beliung kejadiannya di darat berbahaya bagi rumah penduduk,” kata Tandi.

Dalam kejadian puting beliung ini akan sangat berhaya jika ada kapal atau nelayan yang tetap memaksa tetap melakukan pelayaran.

Terbentuknya Fenomena Waterspout atau Puting Beliung

Ia menjelaskan, fenomena waterspout sendiri biasanya terbentuk dari sistem awan cumulonimbus. Namun demikian, tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan fenomena tersebut.

“Tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan fenomena waterspout karena itu pun tergantung pada kondisi labilitas atmosfer,” katanya.

Baca Juga : Masih Ada Masyarakat Tak Gunakan Masker di Jayapura

Ia mengatakan keberadaan awan cumulonimbus juga mengindikasikan potensi hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang dan pada kondisi tertentu dapat menimbulkan potensi puting waterspout.

Selain itu ia juga menjelaskan bahwa fenomena ini bisa terjadi dalam waktu singkat. Dan memiliki waktu paling lama hanya sekitar 15 menit.

“Ciri-ciri fenomena waterspout yaitu kejadiannya bersifat lokal, terjadi dalam periode waktu yang singkat, paling lama 15 menit. Fenomena waterspout sendiri berpotensi terjadi pada siang atau sore hari,” ujarnya.

Sementara, Chirtian Wanma, warga kelurahan pasir putih Manokwari Barat mengatakan sempat menyaksikan penampakan garis hitam mirip badai. Ia lalu menunda untuk melaut.

“Saya batalkan pergi melaut, karena bagi kami (nelayan) ini bertanda kondisi laut sedang buruk, atau bergelombang,” katanya.