Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono yang akrab dipanggil Ibas menyoroti kondisi Indonesia terkini dibawah pemerintahan Jokowi.
Dia mengklaim bahwa kondisi perekonomian Indonesia terus meningkat saatnya ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai presiden RI periode 2004-2014. Dia juga menambahkan bahwa persentase tingkat kemiskinan dan pengangguran di era SBY terjaga.
“Alhamdulillah, kita pernah membuat itu. Ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga,” kata Ibas di hadapan anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis, 6 Agustus.
Ibas juga menyebut saat ini Indonesia banyak mendapat tantangan dari pandemi, ekonomi, keuangan, pembangunan hingga demokrasi dan hak-hak sipil. Dia menambahkan bahwa saat ini rakyat membutuhkan bukti dan janji. Dia pun menyayangkan hal-hal lain yang sebetulnya tidak perlu ada seperti polemik RUU Haluan Ideologi Pancasila dan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
Meskipun begitu, Ibas menyatakan bahwa Demokrat tidak menyalahkan pihak manapun. Dia menambahkan bahwa Demokrat akan terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui berbagai kritik dan solusi bagi Pemerintah.
“Kita ingin agar Demokrat menjadi partai yang cerdas dan tepat dalam berpikir. Ketika benar kita katakan benar, ketika tidak kita katakan tidak. Biar ruang demokrasi ini tetap terjaga, jadikanlah Partai Demokrat tetap hadir agar demokrasi kita lebih berwarna dan terjaga,” kata Ibas, dikutip dari kompas.
Baca Juga: Ridwan Kamil Menjadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19
Kritik Dari Gerindra dan PDIP
Partai Gerindra mengkritik pernyataan Ibas soal ekonomi meroket. Juru bicara Gerindra Habiburokhman menilai penggunaan kata “meroket” agak berlebihan karena pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya dibawah 6%.
Di tempat terpisah, politikus PDIP Andres Hugo Pereira menilai ekonomi di era SBY memang cukup stabil. Namun saat itu, Indonesia jauh tertinggal dari negara lain.
“Sementara kita tertinggal jauh dari negara-negara middle income dalam hal pembangunan infrastruktur sebagai basis pembangunan ekonomi yang lebih berorientasi produksi. Saya melihat pemerintahan Jokowi mengembangkan strategi pembangunan ekonomi yang lebih berorientasi produksi dengan membangun basis pembangunan fisik infrastruktur-infrastruktur dasar yang strategis dan pembangunan SDM pendidikan, termasuk pendidikan vokasi,” ucap Andreas, dikutip dari detik.