Produsen mobil terbesar keempat di dunia Stellantis NV, dikabarkan akan menutup pabriknya di Illinois pada bulan Februari 2023 yang mengakibatkan PHK untuk 1.350 karyawan.
Dalam pernyataan yang dilaporkan, perusahaan beralasan PHK ini terjadi karena kenaikan biaya produksi di pasar kendaraan listrik.
“Industri kami telah terpengaruh oleh banyak faktor seperti pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung dan kekurangan microchip global, tetapi tantangan yang paling berdampak adalah meningkatnya biaya terkait elektrifikasi pasar otomotif,” kata Stellantis dalam sebuah pernyataan dikutip CNN, Senin (12/12/2022).
Perusahaan mengatakan sedang mengambil langkah menstabilkan produksi dan meningkatkan efisiensi di fasilitas Amerika Utara.
Pembuat mobil Eropa itu mengatakan akan menganggurkan pabrik perakitan di Belvidere, Illinois pada 23 Februari dan mengatakan PHK diperkirakan akan melebihi enam bulan.
Stellantis, perusahaan induk Chrysler, Dodge dan Jeep, mengatakan akan melakukan segala upaya untuk menempatkan karyawan yang diberhentikan pada posisi terbuka dan sedang mencari peluang lain untuk menggunakan kembali pabrik Belvidere.
Sementara itu pekerja otomotif internasional United Auto Workers International Union mengatakan di Facebook bahwa mereka sangat marah dengan keputusan tersebut. Presiden grup Ray Curry mengatakan tidak dapat diterima.
Pabrik Illinois membuat kendaraan Jeep Cherokee dan akan terus memproduksi kendaraan sampai pabrik tutup, tetapi perusahaan tidak berkomentar tentang masa depan merek dan model tersebut.
“Ini adalah kendaraan penting dalam barisan, dan kami tetap berkomitmen jangka panjang untuk segmen SUV ukuran menengah ini,” Jodi Tinson, juru bicara Stellantis, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Usaha patungan Stellantis di China sedang mengajukan kebangkrutan
Pada bulan Oktober, perusahaan tersebut mengatakan usaha patungannya yang memproduksi kendaraan Jeep di China sedang mengajukan kebangkrutan .
Juli lalu, Stellantis membuat komitmen USD35,5 miliar untuk kendaraan listrik pada akhir tahun 2025 untuk memperluas portofolionya.
“Perusahaan merencanakan 70 persen dari penjualannya di Eropa dan 40 persen dari penjualannya di AS untuk sepenuhnya menjadi kendaraan listrik atau hibrida plug-in dalam waktu empat tahun,” kata CEO Carlos Tavares.