Bulan Juni tahun 2020 ini kasus pengendara motor yang tersangkut benang layangan menjadi sorotan. Dari Jawa hingga Bali, kasus ini terus bertambah. Meski belum ada jumlah pasti berapa korban yang disebabkan oleh benang layangan tersebut, namun kasus ini sudah memakan korban jiwa.
Seperti yang terjadi pada warga Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Pria berumur 21 tahun itu tewas setelah lehernya tersayat benang layangan liar di jalanan. Saat itu, korban tengah mengendarai sepeda motor di Jalan Tangkuban Perahu saat sebuah benang layangan yang menjuntai dari atas menjerat lehernya.
Jerat benang liar itu merobek urat lehernya hingga putus. Akibatnya, korban tidak dapat diselamatkan.
Kasus serupa juga terjadi di Bekasi. Kali ini, benang layangan itu menjerat lebih dari satu orang. Kejadian ini terjadi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bekasi. Korban merupakan pengendara sepeda motor dengan atribut lengkap seperti jaket, sarung tangan, dan helm. Meski demikian, benang layangan masih dapat melukai tubuhnya.
“Ada bapak-bapak juga kena lehernya, tapi dia tahan pakai tangan. Tangannya luka juga karena dia pakai buat benerin benangnya,” ujar korban, dikutip dari kompas (12/06/2020).
Tidak berhenti di sana. Jerat benang layangan putus juga mengintai warga Bali. Di sana, korban yang terjerang benang layangan putus ini harus dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Usia Pernikahan Singkat DJ Katty Butterfly
Mengapa Banyak Benang Layangan Liar yang Membahayakan Pengendara?
Dilansir dari gridmotor.com, salah satu sebab mengapa banyak benang layangan liar adalah masuknya musik kemarau. Musim tersebut dimanfaatkan anak-anak dan pecinta layangan untuk kembali menggeluti hobinya.
Perihal keselamatan berkendara, founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuh, angkat bicara. Meski bermain layangan itu legal, namun mereka harus tahu batasannya. Menurutnya, para pemain layangan harus memperhatikan kondisi sekitar agar tidak membahayakan orang lain.
“Pemain layang-layang itu sendiri harus sadar bagaimana aktivitas mereka ini sebenarnya membahayakan ketika melakukannya di sekitar pinggir jalan. Atau, kadang-kadang yang main layang-layang ini jauh dari jalan, tapi benangnya memotong atau melintasi jalan itu. Entah karena putus dan lain-lain, benang layang-layang itu melintang. Karena terikat di objek statis misalnya seperti pohon, akhirnya itu semacam kayak portal, yang kebetulan lebih rendah, dan ini membahayakan bagi pengendara jalan raya,” sebagaimana dikutip dari kompas.