Kemenkes Ungkap Gejala yang Sering Dikeluhkan Pasien Hepatitis Misterius di RI
beritapapua.id - Jubir Kemenkes Siti Nadia Tarmizi. (Foto: BPNB)

Indonesia kembali dihebohkan oleh kasus hepatitis misterius yang tidak Hanya ada di Indonesia, namun juga di berbagai negara. Hingga saat ini sudah tercatat lebih daro 200 orang yang terpapar hepatitis misterius di berbagai negara. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) menyebutkan telah ada 15 kasus terkait dengan hepatitis akut yang ada di Indonesia.

Dilansir dari detik.com, Juru Bicara (Jubir) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa terdapat 3 gejala yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien yang terkena penyakit hepatitis misterius. Tiga gejala tersebut Adalah mual, diare dan muntah.

Selain itu, dr Nadia juga mengatakan bahwa dari 15 kasus yang Sudah dilaporkan, 4 kasus Sudah berada pada kriteria pending klasifikasi. Sedangkan untuk sisanya 11 kasus masih dalam pemeriksaan lab untuk memastikan jenis hepatitisnya.

Rentan usia pasien yang terkena kasus hepatitis misterius ini berkisar di usia 1 sampai 17 tahun. Pasien berasal dari beberapa Provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Barat, Bangka Belitung Serta Jawa Timur.

Imbauan IDAI soal Munculnya Hepatitis Akut Misterius

Dilansir dari kanal YouTube resmi IDAI, Ketua Umum Ikatan Dokter Spesialis Anak di Indonesia atau IDAI dr. Piprim B. Yanuarso, Sp.A memeberikan imbauan kepada masyarakat khususnya orang tua agar dapat mengenali gejala dan tanda kasus hepatitis akut ini. Gejala tersebut dapat berupa perubahan warna urin yang menjadi lebih gelap seperti coca cola dan atau fesesnya pucat.

Selain itu pada tahap yang lebih lanjut terdapat gejala seperti kuning pada mata dan kuning pada kulitnya. Bisa juga terjadi gejala gatal yang disertai nyeri sendi atau pegal-pegal, mual dan muntah, nyeri perut. Kemudian anak juga merasa lesu, lelah, lemah dan kehilangan nafsu makannya. Gejala lainnya juga bisa disertai dengan diare serta gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Baca Juga: Kemenkes Ungkap 5 Korban Meninggal Dunia Akibat Hepatitis Akut

Pada pemeriksaan labolatorium bisa didapatkan peningkatan hasil SGOT dan SGPT, yang bisa mencapai lebih dari 500 unit per liter atau lebih dari 10 kali dari nilai normal. Oleh karena itu, IDAI menghimbau langkah selanjutnya untuk masyarakat asalah agar masyarakat tetap tenang, tidak panik dan tetap waspada dan berhati-hati.

Dr. Piprim juga mengatakan bahwa hepatitis ini bisa dicegah dengan cara rajin mencuci tangan dengan sabut atau dengan cairan disinfektan, meminum air bersih yang matang, memakan makanan yang bersih dan matang sepenuhnya, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker dan menjaga jarak.

Apabila menemukan anak-anak dengan gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, segera dibawa untuk diperiksa di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat sebagai upaya pencegahan dini.