Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan sebuah perangkat Telejemaah yang berguna untuk mendukung pemantauan kondisi kesehatan anggota jamaah haji Indonesia, khususnya bagi mereka yang memiliki risiko Kesehatan tinggi. Perangkat tersebut dapat [digunakan] oleh jamaah haji selama menunaikan ibadah di Tanah Suci.
“Khusus untuk jamaah yang berisiko tinggi, untuk tahun ini kita mulai menggunakan Telejemaah. Jadi calon jamaah itu seperti punya jam untuk melihat detak jantung, berapa kali dia jalan, sehingga nanti itu langsung terkoneksi dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH),” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Jakarta, Selasa.
Manfaat Alat Telejamaah
Kunta juga menjelaskan bahwa perangkat Telejemaah tersebut dapat memonitor indikator kondisi Kesehatan anggota jamaah haji, Seperti detak jantung, tekanan Darah, saturasi oksigen, langkah kaki serta tingkat stres.
“Alat itu bisa memonitor dengan cepat apakah mereka ini sudah kelelahan atau ada penyakit yang mereka tanggung, sehingga bisa langsung kita arahkan untuk menuju fasilitas layanan kesehatan atau kita deteksi dan kita arahkan ke rumah sakit kita di sana,” katanya.
Baca Juga: Kemenkes Rancang Ketahanan Sistem Kesehatan Secara Global
Menurutnya, perangkat tersebut akan menyampaikan tanda berupa getaran apabila mendeteksi indikator kelelahan atau gangguan Kesehatan yang berisiko membahayakan pada pengguna.
Perangkat yang bentuknya mirip dengan smart watch atau jam tangan pintar itu juga terlengkapi dengan pelacak GPS untuk memantau pergerakan anggota jamaah haji Serta baterai yang bisa bertahan selama dua pekan pada tingkat pemakaian normal.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana mengatakan bahwa penyiapan perangkat Telejemaah sudah dalam tahap final. Dia mengatakan bahwa jangkauan sistem perangkat tersebut, sedang [diperluas] agar keluarga jamaah dan otoritas terkait dapat memonitor kondisi kesehatan jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.
Budi mengatakan bahwa target pembagian perangkat Telejemaah kepada anggota jamaah haji pada awal Juni 2022.
“Teknis pemberiannya sedang [diatur], apakah di asrama haji atau di Tanah Suci,” katanya.
Selain menyiapkan Telejemaah, Budi menjelaskan, Kementerian Kesehatan melengkapi kartu identitas anggota jamaah haji dengan kode batang yang menyimpan data identitas, informasi vaksinasi, hingga rekam medis anggota jamaah.
“Semua kartu identitas jamaah [dilengkapi] barcode (kode batang) berisi tentang identitas jamaah, status vaksinasi, dan rekam medisnya, sehingga siapa pun jamaah Indonesia [ditemukan] petugas tinggal di-scan [(dipindai)] barcode menggunakan hp petugas dan akan kelihatan informasinya,” katanya.