Menurut penelitian, tak sedikit orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap kelainan seksual. Penyimpangan ini bisa sangat mengganggu orang lain. Atau, mengganggu penderita itu sendiri.
Penyimpangan seksual biasanya melibatkan suatu benda aktivitas, objek, orang, atau aktivitas. Hal tersebut mereka anggap dapat membangkitkan gairah seksual mereka. Dalam dunia kedokteran, perilaku seksual menyimpang yang muncul berulang bernama parafilia.
Berikut jenis penyimpangan seksual.
Pedofilia
Pedofilia adalah penyimpangan seksual ketika seseorang memiliki ketertarikan seksual terhadap anak kecil. Umur anak tersebut biasanya kurang dari 13 tahun dan pelaku adalah orang dewasa.
Dalam kasus ekstrem, ada pula mereka yang menyukai balita berumur kurang dari 5 tahun. Penyimpangan ini bernama infantofilia.
Kemudian, mengutip alodokter, penyimpangan ini punya banyak bentuk. Mulai dari meminta anak untuk telanjang, menyentuh alat kelamin anak, atau bahkan melakukan aktivitas seksual dengan mereka.
Eksibisionisme
Selanjutnya, kasus ini kerap terjadi. Kelainan seksual ini membuat pelaku merasakan gairah seksual kala mempertontonkan alat kelamin mereka. Ketika orang lain terkejut dan takut saat melihat hal tersebut, saat itulah mereka merasa terangsang secara seksual.
Pelaku biasanya tidak melakukan hal lebih dari mempertontonkan alat kelaminnya. Adapun jika iya, mereka melakukan masturbasi pada tempat umum.
Voyeurisme
Kasus ini melibatkan mereka yang gemar mengintip seseorang yang sedang mandi atau berganti pakaian. Bahkan, dalam kasus ekstrem mereka berani mengintip orang yang sedang melakukan hubungan seksual. Pelaku biasanya melakukan masturbasi sambil mengintip.
Tranvestitisme
Biasanya ini terjadi pada laki-laki. Mereka kerap mendapatkan kesenangan seksual kala berdandan seperti perempuan. Mereka yang memiliki kelainan ini bahkan mengenakan pakaian perempuan dalam kesehariannya. Misalnya, mengenakan pakaian dalam perempuan.
Frotteurisme
Kelainan ini membuat seseorang gemar menggesekkan kemaluan mereka pada orang asing. Bahkan, mereka melakukannya pada tempat umum. Biasanya, mereka yang mengidap kelainan ini adalah pria dengan umur 15 sampai 25 tahun.
Bagaimana Cara Mengatasi Kelainan Seksual?
Sebelum membahas cara mengatasinya, kita perlu memahami mengapa kelainan itu muncul. Setidaknya, ada 3 kondisi umum yang menyebabkan kelainan tersebut. Pertama, trauma.
Mereka para korban pelecehan seksual dari orang lain berpotensi mengalami kelainan ini. Meski tak semua, namun trauma ini dapat menyebabkan kelainan seksual.
Kedua, kesulitan mengekspresikan perasaan dan sulit memulai hubungan dengan orang lain. Hal ini membuat mereka terkurung dalam kesendirian dan mencoba mencari kesenangan lain.
Baca Juga : Jelang Lebaran, Aturan Berubah: Mudik Lokal Dilarang
Selanjutnya, faktor ketiga berkaitan dengan faktor kedua. Ketika seseorang mendapatkan kesenangan seksual dengan cara yang tidak baik, maka mereka berpotensi melakukannya lagi. Ketika mereka kecanduan, itulah momen mereka terjangkit kelainan seksual.
Ada beberapa cara untuk menangani hal ini. Misalnya, dengan konseling dan melakukan psikoterapi. Baik melakukannya pada penderita atau keluarga penderita. Namun, penanganan kelainan seksual juga dapat melalui obat-obatan.
Misalnya, mengonsumsi antidepresan dan antiandrogen untuk mengurangi fantasi mereka. Karena, jika masalah ini tidak selesai, maka akan sangat mengganggu orang lain. Bahkan, penderita itu sendiri.
Terlebih, mereka yang memiliki kelainan seksual berpotensi melakukan kejahatan seksual pada orang lain.