Kenapa Patah Hati Sakit? Apa yang Terjadi pada Tubuh Kita?
Ilustrasi patah hati (foto : shutterstock)

Patah hati itu menyakitkan. Begitu kata orang yang pernah mengalaminya. Meski tak semua orang pernah, namun sebagian besar orang setuju. Lantas pertanyaannya, mengapa patah hati itu sakit?

Faktanya, patah hati memang menyakitkan. Hal ini karena ada reaksi biologis pada tubuh yang membuat kejadian ini terasa sakit. Mengutip heart.org, patah hati bahkan punya nama sendiri dalam dunia medis.

Istilah patah dalam dunia kedokteran adalah stress-induced cardiomyopathy. Dokter menyebutkan bahwa patah hati dapat menyebabkan rasa nyeri yang intens pada bagian dada. Hal ini terjadi karena perasaan dan pengalaman emosional dari kejadian yang menyakitkan.

Selanjutnya, saat patah hati sebagian jantung akan membesar untuk sementara dan tidak memompa darah dengan baik. Tak ayal jika kita merasa sakit. Selain itu, jantung akan berdetak tidak beraturan

Akhirnya, tubuh tidak memiliki pasokan darah yang baik untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan, ada potensi untuk terjadinya syok kardiogenik. Ini adalah kondisi saat tubuh kekurangan pasokan darah yang membuat seseorang terkena serangan jantung.

Bahkan, hal ini sangat mengerikan ketika patah hati berlarut. Pada kasus ekstrem, penderita akan mengalami gagal jantung.

Nah, ini hal yang terjadi pada jantung kita. Namun, masih ada bagian lainnya yang terpengaruh patah hati. Apa saja, ya?

1. Meningkatnya Hormon Kortisol

Pertama, hormon kortisol mulai membanjiri otak kita. Hormon ini yang bertanggung jawab atas perasaan stress pada tubuh. Ketika hormon ini muncul berlebihan, detak jantung akan berdegup lebih cepat.

Akhirnya, kita akan merasa cemas, resah, takut, dan stress. Bahkan, tak jarang yang menyebabkan tubuh lesu, kelelahan fisik, dan gejala lainnya. Perlu kita ketahui bahwa kortisol tidak muncul saat patah hati saja.

Hormon ini juga muncul pada kondisi lainnya seperti takut atau cemas. Initinya, hormon ini selalu keluar saat kita merasa tertekan.

2. Menurunnya Sistem Kekebalan Tubuh

Faktanya, patah hati mampu memengaruhi kondisi fisik. Sebab hormon kortisol yang berlebihan, sistem kekebalan tubuh akan turun. Hal ini juga karena tubuh kita mengalami stress dan sistem pencernaan terganggu.

Mereka yang patah hati kerap memengaruhi nafsu makan dan kondisi hati. Pada kasus tertentu, patah hati membuat seseorang menginginkan makanan manis atau asin. Ada pula mereka yang jadi malas untuk makan. Ini sangat buruk bagi sistem pencernaan.

Baca Juga : Persipura Jayapura Tolak Regulasi Baru Tanpa Degradasi

Selanjutnya, dalam penelitian dari Universitas Stone Brook, patah hati memiliki efek sebagaimana pecandu kokain. Bahwa, saat seseorang yang patah hati melihat foto mantan mereka, otak mereka mengalami sakit sebagaimana otak para pecandu kokain.

Tak ayal sistem tubuh melemah. Orang yang patah hati stress, makan makanan tidak sehat, dan otaknya pun sakit.

3. Dapat Menyebabkan Kematian

Ungkapan ‘cinta membunuhmu’ ada benarnya juga. Cinta membunuh manusia manakala ia kandas. Hal ini benar secara medis. Dalam dunia medis, meninggal karena patah hati memiliki nama takotsubo cardiomyopathy.

Tanda seseorang meninggal karena patah hati adalah otot pada sekitar jantung Mereka yang patah hati kerap memengaruhi nafsu makan dan kondisi hati. Pada kasus tertentu, patah hati membuat seseorang menginginkan makanan manis atau asin. Ada pula mereka yang jadi malas untuk makan. Ini sangat buruk bagi sistem pencernaan.

Oleh karena itu, jantung akan rusak kala seseorang menghadapi tekanan emosional atau fisik yang signifikan.

Oleh karenanya, jangan pernah main-main dengan cinta, ya!