Kesiapan Tahun Ajaran Baru di Tengah Pandemi – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana membuka kembali sekolah pada pertengahan Juli 2020. Mengutip dari cnnindonesia, Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid, mengatakan “Kita merencanakan membuka sekolah mulai awal tahun pelajaran baru, sekitar pertengahan Juli”.
Sampai saat ini, Pemerintah memang masih menutup sekolah di sebagian besar daerah. Metode pembelajaran menggunakan model pembelajaran jarak jauh (PJJ). Muhammad Hamid mengatakan bahwa rencana ini hanya dimungkinkan untuk sekolah yang berada di daerah yang sudah dinyatakan aman dari covid-19. Status aman sendiri nantinya akan mengacu kepada keputusan dari Kementerian Kesehatan dan juga Satgas Covid-19.
Tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai pada tanggal 13 Juli 2020. Namun, Kemendikbud masih belum bisa memastikan bagaimana penerapan yang akan diberlakukan. Ada tiga opsi yang sedang dipertimbangkan oleh Kemendikbud. Kegiatan belajar dilakukan di sekolah, kegiatan belajar sebagian dilakukan di sekolah dan sebagian lagi PJJ, dan kegiatan belajar dilakukan PJJ sampai akhir tahun. Keputusan yang diambil nantinya adalah berdasarkan rekomendasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim juga telah mempersiapkan teknis pelaksanaan tahun ajaran baru yang telah dirapatkan bersama dengan Komisi X DPR, pada Rabu (20/5).
Baca Juga: Pemerintah Harus Siapkan Rencana Pemberangkatan Haji Tahun 2021
Kecemasan dari Orangtua Murid
Wakil Ketua Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mendesak Mendikbud untuk segera mengumumkan mekanisme pelaksanaan tahun ajaran baru. Satriwan mengatakan sebagian orang tua murid merasa cemas karena belum adanya keputusan yang diambil Kemendikbud soal pelaksanaan tahun ajaran baru. Satriwan juga menegaskan bahwa sikap FSGI tetap mendukung perpanjangan PJJ demi keselamatan anak, guru dan warga sekolah
Satriwan mengatakan bahwa pembukaan sekolah kembali bisa berbahaya apabila tidak dibarengi dengan penyiapan infrastruktur di sekolah, seperti masker, alat pengaman dasar, hand sanitizer, dan juga kesiapan guru terkait sosialisasi protokol kesehatan.
Di Korea Selatan, pembukaan sekolah membuat negara tersebut mengalami pelonjakan kasus covid-19, dengan jumlah penambahan 79 kasus. Alhasil Korea Selatan kembali menutup 200 sekolah. Sedangkan di Perancis, ada 7 sekolah di Perancis Utara yang kembali ditutup setelah terjadi peningkatan 70 kasus covid-19 akibat dibukanya kembali sekolah.