Kilang Saudi Aramco Dibom, Pasar Minyak Dunia Panik
beritapapua.id - Gerakan Houthi dari Yaman melancarkan serangan ke fasilitas penyimpanan minyak Saudi Aramco di Jeddah, Arab Saudi pada Jumat (25/3) sore waktu setempat. (Foto: CNN Indonesia)

Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, mengatakan terbakarnya kilang minyak Saudi Aramco semakin menambah kekhawatiran pasar akan pasokan minyak secara global di tengah konflik Rusia-Ukraina yang belum usai.

“Kita bisa lihat pasar sangat panik sehingga harga minyak dunia untuk Brent tembus di USD 120 per barel dan WTI USD 113 per barel,” kata Mamit dilansir dari Liputan6.com, Minggu (27/3/2022).

Dampak terhadap kenaikan ini pastinya menyebabkan harga BBM secara global akan mengalami kenaikan. Pasokan juga dikhawatirkan tersendat di tengah ekonomi yang mulai tumbuh ini.

Hal ini bisa berdampak terhadap pelemahan laju perekonomian global, dimana harga komoditas mengalami kenaikan yang signifikan.

Baca Juga: Dubes China Temui Moeldoko: Kami Akan Selalu Mendukung Indonesia

“Bagi Indonesia, saya kira sangat berdampak sekali. Apalagi kita adalah net importir minyak dimana produksi lebih rendah dari konsumsi. 

Hal ini bisa berdampak terhadap defisit neraca perdagangan kita yang akan semakin jauh. Hal ini bisa membuat mata uang rupiah terDepresiasi terhadap dollar,” katanya.

Disisi lain, beban pemerintah juga akan bertambah untuk subsidi sektor energi baik itu BBM, listrik maupun LPG. Pendapatan pemerintah dari sektor hulu akan mengalami kenaikan, tetapi menurutnya akan lebih besar beban subsidi yang harus ditanggung.

“Selain itu, kenaikan harga BBM nonsubsidi pastinya tidak bisa dihindari karena memang harga bbm nonsubsidi menyesuaikan harga keekonomian,” ujarnya.