Kopi Terbaik di Indonesia Ada di Meepago, Papua – Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar setelah Brasil dan Vietnam. Cita rasa kopi yang beragam menjadikan Indonesia surga bagi pecinta kopi. Bayangkan, dari Sabang hingga Merauke, kopi tumbuh subur pada seluruh tanah Nusantara.
Selain kopi Gayo Aceh, Indonesia Timur juga punya kopi yang tak kalah nikmat. Salah satunya adalah kopi Moanemani dari Meepago, Papua Tengah. Tepatnya pada Kabupaten Dogiyai antara Kabupaten Deiyai, Paniai, Intan Jaya dan Timika, kopi legendaris ini berasal.
Kopi arabika asal Meepago ini memiliki lokasi yang terbilang strategis. Dogiyai merupakan jalur trans Papua yang berfungsi menunjang perekonomian ekonomi wilayah sekitarnya.
Baca Juga: Fransiska Sawerdani, Putri Papua yang Ingin Jadi Kopassus
Asal-usul Kopi Moanemani Meepago
Kopi Moanemani mulai terkenal pada tahun 1970-an. Awalnya, kopi tersebut berasal dari Kampung Ugapuga, Dogiyai. Lantaran tak tumbuh subur, seorang Pastor asal Belanda, Henk Smith, memindahkannya ke halaman Paroki Modio.
Merebaknya tanaman ini tak lepas dari program Kolonial Belanda. Bruder Jan Sjerps, seorang misionaris Belanda menjadi tokoh pembudidayaan kopi Papua. Kala itu, ia bersama Ordo Fratrum Minorum (OFM) menanam 1000 bibit kopi pada halaman SMP YPPK. Saat ini, lokasi tersebut dikenal sebagai pusat kebun Kopi Dogiyai.
Kegigihan Bruder Jan Sjerps membuahkan hasil. Usahanya merawat kopi Dogiyai dilirik oleh pemerintah. Sejak saat itu, kopi hasil semainya terkenal sebagai kopi khas Dogiyai.
Perjalanannya merawat kopi Moanemani punya banyak lika-liku. Ia bersama warga dan anak-anak asrama setempat merawat kebun kopi itu dengan sungguh-sungguh. Bahkan, ia meminta anak-anak asrama untuk menempatkan kotorannya dalam kaleng yang hendak digunakan sebagai pupuk.
Tak hanya merawat tanaman. Bruder Jans Sjerp juga melakukan sosialisasi tanaman kopi bagi masyarakat setempat. Hingga pada tahun 1988, kopi Moanemani masuk pada masa keemasannya. Kopi itu terkenal hingga pelosok Nusantara sebagai kopi khas Moanemani, Papua.
Kopi Moanemani Dulu dan Kini

Kejayaan kopi Moanemani tak berlangsung lama. Pada tahun 2000-an, namanya mulai redup. Hal ini akibat perawatan yang kurang sehingga produktivitas menurun. Seiring berjalannya waktu, sulit untuk menemukan kopi ini.
Mengutip dari kabarpapua, terdapat setidaknya 5 sebab kopi ini tak lagi terkenal. Sebab tersebut antara lain: Kurangnya informasi soal penanaman, perawatan dan panen yang baik hingga manajemen pengelolaan kepada petani kopi lokal Dogiyai, daerah pasaran Kopi Dogiyai, belum adanya pengolahan kopi, jembatan antar kampung Dogiyai belum terhubung, hingga faktor permodalan
Tahun 2016, kopi ini mulai terdengar kembali. Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (Yapkema) merupakan penggerak dari bangkitnya kopi Moanemani. Direktur Yapkema, Hanok Herison Pigai, mengatakan bahwa ia melihat prospek yang cerah dari kopi tersebut.
“Proses pemasaran kopi, di lokal hingga nasional terus berkembang, ini dibuktikan dengan menjamurnya kafe kopi di berbagai tempat, seperti di Nabire, inilah alasan kami mendorong produksi kopi petani,” dikutip dari Jubi (12/08/2020).
Mari, kita kawal bangkitnya kopi legendaris asal Meepago, Papua.