Ledakan di Beirut, Kecelakaan atau Konspirasi?
beritapapua.id - Ledakan di Beirut, Kecelakaan atau Konspirasi? - Pikiran Rakyat

Ledakan di Beirut, Kecelakaan atau Konspirasi? – Beberapa jam lalu, dunia dikejutkan dengan adanya peristiwa ledakan besar yang menghantam sebuah pabrik di Beirut, Lebanon. Ledakan tersebut begitu besar hingga terasa sampai ke Siprus, negara tetangga yang berjarak 240 kilometer dari Beirut.

Hingga saat ini, korban yang meninggal akibat ledakan tersebut adalah sebanyak 73 orang dan ribuan lainnya mengalami luka-luka. Beberapa saksi mata bahkan mengatakan bahwa setelah ledakan terjadi, begitu banyak mayat yang bergelimpangan di jalan. Kondisi infrastruktur di Beirut juga mengalami kerusakan parah, seperti jalanan yang hancur dan rumah serta gedung yang roboh.

Peristiwa ini memicu reaksi dari warganet di seluruh dunia. Di jagad twitter misalnya, hingga jam 02.00 WIB, keyword Beirut digunakan sebagai topik pembicaraan sampai 1,3 juta tweet. Beberapa akun mulai membahas apakah peristiwa ledakan ini murni sebagai kecelakaan, atau kesengajaan.

Baca Juga: Bahan Baku Vaksin Covid-19, Halal?

Beredarnya Video Amatir Ledakan di Beirut

Akun @auroraintel menyebarkan video amatir yang menunjukkan bahwa ada sebuah objek yang terbang kearah sumber ledakan, yang diklaim memicu ledakan kedua terjadi. Akun @breaking911 mengunggah video wawancara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan MSNBC, dimana Trump mengatakan bahwa peristiwa ini mirip dengan ledakan bom. Video ini memancing reaksi dari warganet yang mulai menghubungkan peristiwa ini sebagai serangan teroris.

Dari Pemerintahan Lebanon sendiri belum ada pernyataan bahwa peristiwa ledakan ini sebagai suatu serangan. Dikutip dari Reuters, Presiden Lebanon Michel Aoun telah menetapkan situasi gawat darurat selama 2 minggu di Lebanon. Aoun memastikan bahwa dia akan memberikan hukuman terberat kepada siapapun yang bertanggung jawab terhadap perisitiwa ini. Dia menyayangkan kenapa 2,75 ton bahan peledak ammonium nitrate disimpan di gudang penyimpanan tanpa pengawasan yang memadai.

Dari Suriah, Presiden Bashar Assad menginstruksikan agar perbatasan Suriah-Lebanon dibuka dengan leluasa dan memerintahkan ambulans dari Suriah untuk segera berangkat menuju Beirut dan membawa para korban yang terluka untuk segera dirawat di rumah sakit di Damaskus. Assad juga menyatakan siap membantu dari segi makanan dan obat yang nantinya akan dikirim lewat udara.