Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan, sedang berkecil hati. Ia melihat ada mahasiswa asal Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat (AS) dan malah terlantar.

Fakta itu diungkapkan Luhut dalam peluncuran Sail Teluk Cenderawasih (STC) 2023. Pada kesempatan itu, ia ingin menekankan akan pentingnya pendidikan di daerah yang melaksanakan acara bertaraf internasional hingga menghasilkan SDM berkualitas.

“Saya juga terus terang merasa kecil hati melihat beberapa anak-anak mahasiswa yang dikirim ke Amerika, kebetulan waktu itu saya di sana, itu juga stranded. Hari ini ada juga bermasalah juga dengan mahasiswa-mahasiswa yang dikirim dari Papua karena tidak dipersiapkan,” kata Luhut.

Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan beberapa program pendidikan, termasuk untuk Papua. Namun, hasilnya tidaklah instan.

“Nah dengan persiapan-persiapan yang kita bikin ini akan banyak sekali anak-anak Papua yang hebat dalam 5-10 tahun ke depan. Saya kira itu yang harus kita lakukan,” ujar Luhut.

Dalam pembahasan sebelumnya, Luhut mengatakan pemerintah mendorong pendidikan di Papua. Terbaru akan ada program jangka pendek selama delapan bulan dan gongnya saat acara puncak STC.

“Pendidikan di Papua itu, pembelajaran matematika kita akan bikin delapan bulan program, yang semua nanti akan bermatematik ria. Saya berharap nanti di tanggal 1-7 November 2023 itu bisa kita tunjukkan ke bapak presiden,” kata Luhut.
“Karena itu bapak presiden punya program untuk seluruh Indonesia dan kita sudah bikin di Morowali dan lain-lain yang itu hasilnya sangat hebat,” kata dia.

Melahirkan Nono baru

Luhut mencontohkan Nono sebagai salah satu hasil dari program pendidikan pemerintah. Nono, bocah berprestasi asal NTT yang menjadi juara ABG International Mathematics Competition yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym setelah mengalahkan 7.000 siswa lain dari berbagai negara di dunia.

Luhut pun berencana menjadikan daerah lain serupa NTT karena dana yang dikeluarkan juga terbilang kecil.

“Kalau Anda baca media, Nono yang dari NTT, itu adalah produk dari program ini. Jadi kita mau bilang bahwa orang Papua itu jangan hanya ribut jangan hanya omong sana, eh do something. Bagaimana membuat pintar orang Papua tanpa uang yang aneh-aneh,” kata dia.

“Jadi kemarin kita sepakat di kantor Kemenhan sama Pak Tito itu dana BOS, dana itu bisa untuk membuat ini dan angkanya pun tidak besar. Jadi saya juga mengimbau kepada teman-teman Papua ayo kita berbuat sesuatu yang konkret, yang membuat daripada sekadar mengeluh,” ujar Luhut.

“Mengatakan ini kurang ini kurang, tidak ada. Presiden Jokowi itu jelas memberikan semua apa yang diperlukan di sana taoi berpulang pada daerah sendiri bagaimana Anda mengeksekusinya dengan baik dan transparan,” kata dia lagi.