Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mulai menyiapkan skenario untuk menghadapi lonjakan kasus Omicron yang belakangan terus bertambah di Indonesia.
Guna merumuskannya, Menko Luhut menggelar dialog bersama para epidemiolog, pakar kesehatan, dokter, dan pakar sosial dari berbagai lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia untuk menghadapi Omicron.
Terkait dengan pernyataan Luhut yg kontroversial, epidemiolog juga mengusulkan agar pembisik Luhut perlu lebih banyak mendengarkan lagi dan mencari tau lebih banyak lagi dari para ahli.
Menko Luhut memfokuskan pembahasan mengenai bagaimana penanganan Indonesia ketika lonjakan terjadi dan pasca lonjakan terjadi.
“Kita mau agar lonjakan kasus konfirmasi ini bisa kita turunkan dan bagaimana upaya kita pasca lonjakan Omicron ini,” ujar Menko Luhut dalam diskusi secara virtual, dikutip MPI Minggu (16/1/2022).
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Pembebasan PPh Bagi Nakes Sampai 30 Juni 2022
Menko mencatat virus Omicron sudah terdeteksi lebih dari 500 kasus konfirmasi positif terutama di wilayah DKI Jakarta dan telah terjadi transmisi lokal.
“Oleh karena itu, perlu langkah-langkah yang pasti terkait hal inii,” tandasnya.
Menurut dia, pemerintah terus berusaha memperbaiki semua kendala dalam penanganan pandemi virus corona.
Menanggapi klaim Luhut, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman memaklumi jika Menko Marves engeluarkan pernyataan tersebut karena bukan ahli kesehatan. Ia menyebutkan, salah satu unsur utama dalam menilai pandemi di suatu negara atau daerah adalah test positivity rate.
Jika test positivity rate suatu negara tidak melebihi 5 persen, maka pandemi di negera tersebut masuk kategori terkendali.