Mama Yane, Perajin Papua Yang Berkreasi Dengan Batok Kelapa – Kelompok usaha Kobek Millenial Papua pimpinan Yane Maria Nari melakukan kreasi pengolahan limbah tempurung kelapa menjadi kerajinan bernilai tinggi. Mama Yane merupakan seorang perempuan asli Papua telah menekuni kerajinan daur ulang sampah selama lebih dari 20 tahun.
Wanita berusia 55 Tahun ini menceritakan kerajinan dari tempurung kelapa tidak membutuhkan modal besar. Apalagi pembuatan kerajinan ini relatif mudah dan ramah lingkungan. Yang mana limbah tempurung kelapa ini berasal dari penjual kelapa di Koya, salah satu daerah dengan sentra pertanian dan perkebunan di Kota Jayapura.
Mama Yane belajar membuat kerajinan limbah tempurung kelapa dari perajin Yogyakarta. Bersama dengan anggota kelompok Kobek Millenial Papua, mama Yane berhasil menghasilkan sejumlah kerajinan, mulai dari lampu hias, peralatan makan dan minum, pernak pernik hiasan rumah tangga, hingga jepit rambut dan anting-anting.
Tempurung kelapa ini dibeli dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per buah agar menjaga kualitas bahan tempurung kelapa. Dari bahan baku limbah tempurung kelapa tersebut kemudian menghasilkan beberapa produk. Adapun alat makan dan minum dari tempurung kelapa, yang dijual dengan harga mulai Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu per set. Sementara untuk lampu hias dijual seharga Rp 1 juta hingga Rp 2 juta tergantung ukurannya.
Penjualan kerajinan tempurung kelapa ini kebanyakan mendapatkan pesanan melalui facebook Kobek Millenial Papua. Selain itu, Mama Yane juga menjajakan hasil kerajinannya di pinggir jalan raya perempatan Kelurahan Imbi, Kota Jayapura.
Baca Juga: Penyanyi Senior Elvy Sukaesih Positif Covid-19
Perjalanan Kelompok Kobek Millenial Papua

Nama kelompok “Kobek Millenial Papua” merupakan usulan dari Mama Yane yang berasal dari bahasa Biak. Yang mana Kobek berarti kelapa dalam, sedangkan Millenial Papua berarti era milenial saat ini yang harus lebih semangat dalam apapun.
Dalam kelompok Kobek Millenial Papua, Mama Yane dibantu oleh 5 orang. Yang terdiri dari sanak keluarganya untuk memproduksi kerajinan tempurung kelapa sekaligus menjual hasil kerajinannya. Dengan semangat, Ia terus mengajarkan pemanfaatan limbah sampah dan menghasilkan keuntungan bagi keberlangsungan hidup sehari-hari bagi masyarakat sekitarnya.
Dalam menjalankan usahanya ini, Mama Yane mendapatkan bantuan pendampingan dari Pertamina. Dengan total omzet penjualan yang telah mencapai puluhan jutaan rupiah. Selanjutnya, hasil kerajinan karya Kelompok Kobek Milenial Papua juga telah mengantongi pemesanan cinderamata untuk kebutuhan PON XX Papua.