Di masa yang memiliki pergerakan serba cepat ini, kita sering merasa bersalah jika satu hari tidak melakukam sesuatu yang produktif. Dahulu, saat ada banyak waktu luang menandakan bahwa orang tersebut memiliki kekayaan dan status sosial yang tinggi, namun saat ini hal tersebut malah sebaliknya. Seseorang yang terlihat memiliki banyak kesibukan disebut keren, banyaknya pencapaian yang ditunjukan di sosial media membuat orang tersebut sangat terlihat produktif dan sibuk. Bahkan tidak jarang seseorang memiliki kegiatan penuh dari pagi sampai malam mulai dari bekerja, mengisi suatu acara, menghadiri pertemuan sampai bekerja lembur. Secara tidak sadar, kita mengejar – ngejar efisiensi agar mempunyai cara untuk mengkompres aktivitas dalam sehari dapat melakukan banyak hal. Hal ini tidak membuat kita menjadi lebih puas karena beban yang dikerjakan semakin berkurang, namun bisa membuat stress, sakit dan tidak bahagia.
Hal ini dapat kita adaptasi dalam beradaptasi dalam Hustle Culture ini, yaitu Fenomen Cult Efficiency dimana ini merupakan sikap yang menganggap bahwa semakin sibuk, maka semakin baik dan kita berlomba untuk menjadi produktif, bahkan dikehidupan sehari – hari kita juga mencari cara untuk menjadi efisien, saat berkumpul dengan keluarga kita merasa hal tersebut kurang enak untuk dinikmati karena lebih focus pada bagaimana caranya berkumpul bersama dengan waktu yang singkat dan padat. Fokus pada efisiensi dapat menurunkan koneksi bermakna, di dunia kerja email dan pesan teks sering menjadi media yang efektif karena dapat dikirim kapan saja dan dimana saja, namun menjadi tidak efektif dalam membangun hubungan yang bermakna, padahal berkomunikasi secara langsung jauh lebih baik, menurut studi kita lebih baik dalam mentolerir suatu opini yang berbeda berdasarkan apa yang kita dengar dibandingkan dengan apa yang kita baca. Lalu, pentingnya mencatat setiap aktivitas agar kita bisa lebih aware terhadap penggunaan waktu dengan mencatat waktu dan durasinya. Setelah lelah dengan hiruk pikuk pekerjaan, buatlah jadwal untuk lebih meluangkan waktu untuk bersantai. Yang terakhir adalah dengan membuat refleksi tujuan jangka panjang, salah satu masalah krusial dari obsesi pada produktivitas adalah kita bisa saja kehilangan gambaran yang besar, kita terlalu fokus pada prosesnya dan lupa dengan tujuan akhirnya.