Memiliki ketertarikan yang lebih terhadap Nahdlatul Ulama (NU), serta didorong oleh keinginannya sendiri, Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia, Zambry Abdul Kadir, menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada Kamis (29/12/2022).
“Ini pilihan saya. Jadi, (kunjungan) ini suatu hal yang menarik untuk dilakukan,” kata Zambry sembari terkekeh. Pernyataan tersebut, langsung direspons oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dengan berkelakar bahwa Menlu Zambry ini boleh jadi kader NU juga.
“Mungkin Pak Menlu ini juga NU,” kata Ketum PBNU, Gus Yahya menimpali, yang disertai gelak tawa.
Menurut Zambry, NU selalu menarik untuk diulik, perkembangan maupun pemikiran besar yang dihasilkan para pemikir di lingkungan NU, seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi magnet kuat NU di ranah global.
“Dalam hubungan kita bukan hanya melibatkan hubungan secara resmi, tetapi saya juga mengambil kesempatan untuk mengunjungi NU dan perkembangan-perkembangan besar NU agar dapat bertukar pikiran,” kata Menlu Malaysia, Zambry Abdul Kadir, di Jakarta, seperti dilansir dari NU Online, Kamis (29/12/2022).
Ketertarikannya itu, sambung Gus Yahya, semakin diperkuat lantaran Zambry cukup mengenal dekat sosok yang memiliki julukan ‘Bapak Pluralisme’ itu.
“Apalagi Pak Menlu ini sudah lama kenal dengan sosok Gus Dur,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien, Rembang itu.
Zambry kemudian mengungkapkan kedekatan dirinya dengan Gus Dur sudah terjalin saat ia masih bekerja di kantor wali kota, Kuala Lumpur, Malaysia. Pada saat itu, Gus Dur sering berkunjung bahkan banyak melakukan diskusi dengannya.
“Waktu saya bekerja di Wali Kota, Gus Dur sering main ke departemen saya. Jadi, saya selalu bermain dan berbincang dengan Gus Dur,” ujarnya.
Sosok Gus Dur dalam kacamata Zambry, bukan hanya menyenangkan lebih dari itu ia merupakan sosok yang patut mendapat penghormatan dari semua kalangan.
“Gus Dur itu memiliki watak yang dapat menghibur lawan bicaranya. Beliau itu orang layak kita hormati,” kenangnya.