Menteri Basuki Ungkap Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Jalan Perbatasan Papua sepanjang 1.098,33 kilometer untuk memperkuat teritorial perbatasan antara Republik Indonesia dengan Papua Nugini.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut ada sejumlah tantangan dalam pembangunan jalan perbatasan di Papua. Mulai dari gangguan keamanan, cuaca, hingga sulitnya medan.
Jalan perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini. ((Dok. Kementerian PUPR))

Selain itu, keterbatasan material konstruksi serta akses ke lokasi juga sulit dicapai.
Hal itu mengakibatkan logistik dan tenaga kerja sulit didapat.

“Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap mengingat medan yang dilalui sangat berat karena harus melintasi pegunungan terjal, menembus hutan yang sangat sulit untuk para pekerja konstruksi dan mobilisasi alat kerja,” kata Menteri Basuki, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Senin (3/4/2023).

Jalan Perbatasan Papua terbagi menjadi 3 segmen.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hedy Rahadian menjelaskan, tiga segmen itu terdiri dari, Segmen 1 Jayapura-Arso–Waris–Yeti dengan panjang 127,56 kilometer, Segmen 2 Yeti–Ubrub–Oksibil sepanjang 302,36 kilometer, dan Segmen 3 Oksibil–Tanah Merah–Muting–Merauke sepanjang 668,41 kilometer.

“Saat ini, progress fisik pembangunan Segmen 1 Jayapura-Arso-Waris-Yeti telah mencapai 100 persen,” ucap Hedy.

Lanjutnya, Segmen 2 Yeti-Ubrub-Oksibil telah mencapai 49,10 persen. Lalu Segmen 3 Oksibil-Tanah Merah-Muting-Merauke telah mencapai 87.02 persen.

“Sehingga total jalan perbatasan di Papua yang sudah terbangun sepanjang 944.44 kilometer,” tambah Hedy.

Pelaksanaan pembangunan jalan perbatasan Papua Segmen 1-3 dari tahun 2015-2022 memakan anggaran sebesar Rp 1,283 triliun.

Ditargetkan penyelesaian pembangunan secara bertahap dengan target kondisi jalan pada akhir tahun 2024 adalah hutan sepanjang 146,79 kilometer, jalan tanah sepanjang 181,86 kilometer dan jalan aspal sepanjang 769,68 kilometer.

Menurut Hedy, selain memperkuat teritorial perbatasan antar-negara, pembangunan Jalan Perbatasan Papua ini bertujuan untuk membuka keterisolasian dan memperlancar konektivitas pusat ekonomi wilayah.

Hal tersebut diharapkan bisa memudahkan transportasi barang dan manusia yang akan berdampak kepada penurunan harga barang dan jasa di Papua.

Dengan terbangunnya infrastruktur jalan, kebutuhan pokok juga akan dapat diperoleh lebih mudah dan murah, sehingga mengurangi kesenjangan antar-wilayah di Indonesia.