Menteri Muhadjir Usulkan Ada Bahasa Utama di Papua
Menko PMK Muhadjir Effendy di acara Penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama Antara Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (31/3/2021) (dok. Humas Kemenko PMK)

Papua kaya akan berbagai hal, banyak keanekaragaman hewan dan fauna yang cukup langka ada disana. Selain itu kekakayaan Tanah Papua pun terkenal dengan budayanya salah satunya adalah bahasa. Masih banyak yang belum mengetahui bahwa Papua memiliki berbagai macam bahasa asli Papua.

Oleh karena itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengusulkan ada bahasa utama untuk memudahkan perbedaan berbicara yang beragam di kawasan tersebut.

“Bahasa daerah dan dialek di Papua masih sangat beragam. Tiap distrik, biasanya akan menggunakan bahasa atau dialek yang berbeda dengan distrik lainnya, bahkan tak jarang bahasa-bahasa ini juga tak dimengerti oleh distrik satu dengan yang lainnya,” kata Muhajir Effenedy saat peluncuran website dokumentasi oleh LIPI, Senin (3/5/2021).

Meski mengakui keberagaman adalah hal yang bagus, namun Muhajir menilai hal itu juga telah menjadi penghalang bagi pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah untuk memahami warga di sjeumlah pelosok Papua.

“Program pengelolaan kekayaan bahasa di tanah Papua ini juga problem kita, di Papua ini begitu banyak bahasa, ratusan bahasa. Kemudian satu sama lain juga bahkan dalam satu antar distrik saja bisa punya bahasa yang berbeda,” kata Muhadjir menambahkan.

Masih Ada Persoalan Terkait Bahasa di Papua

Persoalan bahasa dia rasakan langsung saat kunjungan ke Kabupaten Pegunungan Bintang beberapa waktu lalu. Saat itu ia sempat mendapatkan hadangan dari warga yang melakukan demonstrasi, tiba-tiba Bupati tersebut menemui pendemo secara langsung.

Mereka tampak berbicara, namun Muhadjir yakin keduanya sebenarnya tak menemui titik terang lantaran terkendala bahasa.

Baca Juga : Kapolda Papua Bantah Tudingan Terkait Gangguan Jaringan

Baik Bupati maupun warga sama-sama tak paham dengan apa yang ingin para pihak sampaikan antara satu sama lain.

“Feeling saya sebetulnya tidak nyambung bahasa antara Pak Bupati dengan masyarakat,” kata Muhajir menjelaskan.

Dalam kejadian tersebut Muhadjir memahami kala itu sang Bupati hanya memprediksi apa yang sebenarnya warganya bicarakan. Karena kejadian tersebut menjadi alasan ia mengusulkan agar membuatkan kesepakatan terkait penggunaan bahasa sehari-hari di wilayah Papua selain penggunaan bahasa Indonesia, untuk memudahkan komunikasi.