Menteri PUPR: Konektivitas Papua Hingga Papua Barat Sudah 90 Persen – Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jhon Wempi Wetipo, bicara soal jalan Trans Papua. Ia menyebut bahwa jalan yang menghubungkan Papua dan Papua Barat kini sudah 90 persen.
“Yang tersisa itu sekitar 70 Km yang belum kita buka. Ada beberapa ruas baru juga yang akan kita buka. Sekarang konektivitas Papua dan Papua Barat sudah hampir 90 persen,” tutur Jhon Wempi Wetipo, mengutip dari Antara, Sabtu (13/02/2021).
Saat ini, jalan Trans Papua yang sudah jadi mencapai panjang 3.500 Km. Adapun untuk tahun ini, Kementerian PUPR akan melanjutkan rute Teluk Wondama-Nabire akan. Jhon Wempi Wetipo menyebut sebenarnya jalur itu sudah ada, namun belum diaspal.
Baca juga: Rencana Pembangunan Jembatan Kwawi-Mansinam
Rute tersebut bernama jalan Mame Windesi. Nantinya, segmen 1, segmen 2, dan segmen 3 jalan tersebut akan diaspal dalam waktu dekat. Rencananya adalah tahun ini.
“Pengaspalan ruas jalan Mame Windesi segmen 1, segmen 2 dan segmen 3 akan dilakukan tahun ini. Proses lelangnya sudah selesai,” ujar dia.
“Proses lelangnya sudah selesai. Kita mengharapkan bulan Agustus nanti kita akan melaksanakan upacara HUT Kemerdekaan RI di kawasan perbatasan Provinsi Papua dan Papua Barat,” imbuhnya.
Masih ada Kendala dalam Menyambung Papua dan Papua Barat
Baca juga: Belajar Sabar dari Kisah Cinta Salman Al Farisi
Kendati menyebut konektivitas Papua-Papua Barat sudah 90 persen, namun masih ada sejumlah kendala. Misalnya, rute pantai utara dari Nabire menuju Jayapura. Menurut keterangan, rute ini masih terkendala.
“Ruas jalan dari Nabire menuju Jayapura yang melalui Waropen masuk sampai Sarmi itu sama sekali belum terhubung karena harus melalui kawasan hutan bakau. Untuk membangun jalan di rute tersebut investasinya sangat mahal,” ungkap Wempi.
Menyikapi hal tersebut, rencananya pembangunan jalan akan memotong jalur pegunungan tengah Papua. Kementerian PUPR merancang akses jalan dari Nabire melewati pegunungan tengah Papua menuju Mamberamo Raya. Selanjutnya memotong ke Sarmi hingga Jayapura.
Masih terkait pembangunan jalan, pihak PUPR menyebut akan bekerjasama dengan PT Freeport. Rencananya, mereka akan bekerja sama ihwal penggunaan pasir sisa tambang (tailing) untuk pembangunan.
Menurut informasi, tailing tersebut mengendap di kawasan dataran rendah Mimika. Oleh karenanya, pemanfaatan tailing dapat mempercepat pembangunan infrastruktur jalan antarprovinsi.
“Sekarang kami lagi menghitung berapa besar biaya yang penting untuk membangun jalan pantura Papua itu,” pungkas Wempi.