Harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan, apa lagi sejak dikabarkan bahwa negosiasi antara Rusia dan Ukraina mengalami kegagalan. Diprediksi bahwa harga minyak mentah dunia berkemungkinan besar akan terus mengalami kenaikan selama kedua negara yang berselisih belum juga menemui titik terang.
Dikutip dari liputan6.com, Badan Energi Internasional sepakat Selasa untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan global. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meringankan beberapa kendala pasokan saat ini.
“Situasi di pasar energi sangat serius dan menuntut perhatian penuh kami,” kata direktur eksekutif IEA Fatih Birol dalam sebuah pernyataan. “Keamanan energi global berada di bawah ancaman, menempatkan ekonomi dunia dalam risiko selama tahap pemulihan yang rapuh,” tambahnya.
60 juta barel yang disumbangkan tersebut menambahkan 4% dari 1.5 miliar barel ketersediaan stok darurat anggota. Direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA, Bob Yawger mencatat apabila 60 juta barel yang dilepaskan tersebut tidak akan berpengaruh banyak serta tidak akan cukup untuk menyerap pasokan minyak yang hilang dari Rusia.
Harga Minyak Dunia Berdasarkan Website Oil Price
Dalam website Oil Price (oilprice.com), tercatat kenaikan harga minyak mentah, terhitung sejak 2 Maret 2022, pukul 11.30 AM. Minyak mentah WTI mengalami kenaikan sebanyak 5.05%, Minyak mentah jenis Brent mengalami kenaikan 5.01%. Sedangkan natural gas mengalami kenaikan 1.64% dan heating oil mengalami kenikan 5.40%. Persentase kenaikan tersebut adalah mulai dari tanggal 1 Maret 2022, hingga tanggal 2 Maret 2022.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Pengaruhi Lonjakan Harga Minyak Dunia
Kenaikan tersebut masih terus terjadi walau hanya dalam hitungan jam saja. Harga minyak dunia saat ini berhasil menyentuh level harga tertinggi sejak tahun 2014 lalu. Masih dalam waktu yang sama dengan persentase kenaikan, untuk harga minyak mentah WTI harganya menembus US$ 108.63 dan minyak mentah jenis BRENT harganya tembus US$110.23.
Perang antara Rusia dan Ukraina ini jelas memberikan dampak yang besar pada harga minyak dunia, mengingat Rusia merupakan produsen minyak terbesar urutan ke dua di dunia setelah Amerika Serikat. Urutan tersebut masih terus bersaing dengan Amerika Serikat, Rusia dan juga tidak ketinggalan Arab Saudi.
Dikutip dari website databoks, Menurut data British Petroleum (BP) Statistical Review of World Energy 2021, negara produsen minyak bumi terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (AS). Tercatat AS memproduksi 712,7 juta ton minyak atau 17% dari total produksi global tahun 2020. Di bawah AS ada Rusia, yang tercatat memproduksi 524,4 juta ton minyak atau 12,6% dari total produksi global tahun 2020.