Olahan Sagu Ala Raja Ampat – Raja Ampat tidak hanya memiliki keindahan alamnya yang mendunia. Salah satunya adalah olahan sagu di Raja Ampat yang bukan sekadar papeda. Di tangan masyarakat Raja Ampat, sagu dapat diolah menjadi kue, bahkan camilan. Dilansir dari kompas.travel, gastronomi khas Indonesia Timur itu disajikan dalam Festival Pesona Bahari Raja Ampat 2019.
Masyarakat Kampung Lopintol, Distrik Teluk Mayalibit, Raja Ampat memiliki ragam olahan sagu khas mereka. Mulai dari papeda, hingga sagu habo kon yang ditusuk dengan tusukan sate. Penasara? Berikut 4 olahan sagu ala masyarakat Kampung Lopintol.
Baca Juga: Warga Distrik Kaureh Papua Kini Bisa Nikmati Listrik
1. Papeda
Umumnya, sagu di Indonesia Timur diolah menjadi papeda. Bagi yang belum tahu, papeda adalah sagu yang dibuat menjadi bubur. Papeda kaya akan manfaat, mulai dari kaya serat, rendah kolesterol dan bernutrisi tinggi.
Biasanya, masyarakat Papua menyantap papeda dengan hidangan lainnya seperti ikan kuah kuning, sayur pakis, daun melinjo dan bunga pepaya.
2. Gani nu
Gani nu adalah sebutan bagi kudapan sagu bakar. Mirip dengan sagu porno ala masyarakat Sangihe, gani nu menggunakan alat bakar khusus. Sagu akan diolah bersama kelapa parut dan gula aren kemudian dibakar di atas cetakan tanah liat yang disebut aba na.
Membakar gani nu tidak boleh sembarangan. Untuk memunculkan aroma dan rasa yang khas, perlu menggunakan kayu bakar agar suhu stabil.
Gani nu berbentuk seperti klepon, bulat dan agak pipih. Namun ukurannya lebih besar. Ia memiliki cita rasa khas kelapa yang gurih, manis dari gula aren dan rasa khas hasil pembakaran ala masyarakat Raja Ampat.
3. Habo kon
Olahan sagu satu ini berbeda dengan yang sebelumnya. Jika biasanya sagu dicampur kelapa, habo kon menggunakan daging bia kodok. Meski disebut ‘kodok’ namun bia kodok bukan hewan amphibi berkaki empat yang biasa memakan serangga itu. Bia kodok adalah sebutan bagi kerang besar dengan cangkang hitam yang biasa hidup di hutan bakau.
Untuk memasak habo kon, hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan kerang dan merebusnya. Nantinya, cangkang kerang akan digunakan untuk membakar olahan sagu. Sebagai isian, sagu dicampur dengan kelapa parut, bawang merah, ketumbar, cabai, garam dan gula merah.
4. Baha-baha
Di antara ketiga olahan sebelumnya, baha-baha adalah yang paling tidak biasa. Warga Kampung Lopintol di Distrik Teluk Mayalibit disajikan dengan cara ditusuk dengan kayu seperti sate.
Cara mengolahnya sederhana. Warga Kampung Lopintol menapis sagu basah dan dikeringkan. Setelah itu, sagu dicampur dengan kelapa parut dan dipanaskan di atas teflon. Setelah adonan membentuk lingkaran, adonan diangkat dan digulung untuk disajikan.