Pandemi Covid-19 di Kota Jayapura, Provinsi Papua, sudah melandai. Aktivitas masyarakat dan aktivitas perekonomian berangsur kembali normal.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Jayapura, Filep mengatakan bahwa hal ini memberikan dampak besar bagi pertumbahan ekonomi di wilayah itu.
“Ini memberikan dampak besar terutama persaingan usaha khususnya pengusaha asing yang menanamkan modalnya,” ujarnya, di Jayapura, Senin (6/6/2022).
Filep mengungkapkan bahwa selama hampir tiga tahun ibukota Provinsi Papua tidak ada pengusaha asing yang berinvestasi di wilayah itu. Alasannya adalah terkait dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat tidak adanya kepastian perekonomian.
Namun setelah pandemi Covid-19 sudah melandai, ada sebanyak 12 orang investor yang sudah mulai mengurus perizinan usaha melaui OSS.
“Kami tidak bisa melihat berapa nilainya, tapi jumlah pengusahanya sebanyak 12 orang yang sudah mengurus perizinan berusaha melalui OSS atau Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik,” ujar Filep.
Menurutnya, dampak dari membaiknya penanganan pandemi Covid-19 menjadi stimulus di tengah krisis ekonomi global terutama di Kota Jayapura. Hal ini terbukti dengan perekonomian di wilayah tersebut terus menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan.
Ada Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan data Badan Pendapatan Daerah Kota Jayapura (Bapenda), lanjutnya, dari 2020 hingga 2021 peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebesar 14 persen atau dari target sebesar Rp215 miliar pada 2021 menjadi Rp243 miliar pada 2022.
“Pembayaran dilakukan di Bapenda. Kami cuma legalitas [penyelesaian perizinan] mereka punya izin saja. Kontrubusi pengusaha asing terhadap PAD khususnya pajak fiskal daerah cukup tinggi dan setiap tahun mengalami peningkatan,” ujar Filep.
Baca Juga: Polda Papua Barat Siapkan Pengamanan Untuk Kegiatan W20 Y20
Filep berharap semakin banyak pengusaha asing yang berinvestasi di Kota Jayapura, maka mempercepat perkembangan dan pembangunan dari berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Namun yang menjadi catatan adalah pengusaha asing tetap memperiotaskan dalam memberdayakan masyarakat lokal asli Papua.
“Saya berharap pengusaha asing tetap mempriotaskan memberdayakan masyarakat lokal asli Papua dan mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal. Paling banyak bergerak di sektor perdagangan dan pariwisata seperti hotel, restoran, cafe, rumah makan,” ujar Filep.