Menteri Koordinator Bidang Kemaritan dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan memaparkan sejumlah kesepakatan kerja sama antara Indonesia dengan China, pascakunjungannya ke Beijing pada 4-6 April 2023 lalu.

Dalam penjelasannya, Menko Luhut menerangkan sejumlah kesepakatan yang dihasilkan dan akan ditindaklanjuti, yaitu mengenai kereta api cepat Jakarta-Bandung (KCJB), investasi kawasan industri Kalimantan Utara, ibu kota negara baru, ketahanan pangan, kura-kura Bali, maritim dan perikanan, kesehatan dan bioteknologi, perdagangan, serta terkait pendidikan dan pelatihan.

“Mengenai KCJB saya lihat ada keraguan dari masyarakat bahwa ini akan selesai. Tapi sudah saya laporkan (kepada Presiden RI), minggu lalu saya meletakkan rel yang terakhir, jadi 304 km itu sudah selesai. Dan trial run akan dimulai pada Mei paling lambat sudah dimulai,” terangnya.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa Tim teknis dari kedua negara telah menyepakati angka cost overrun sebesar USD1.2 Milyar.

Menko Luhut kemudian menerangkan mengenai Kawasan Industri Kalimantan Utara yang menurutnya merupakan Game Changer bagi Indonesia. Dirinya menerangkan bahwa saat ini ada 3 proyek yang sedang dikerjakan di kawasan Industri Hijau Kaltara PT KIPI, yaitu industri smelter aluminum sedang tahap konstruksi, industri petrokimia dan PLTA Mentarang yang memasuki tahap konstruksi.

“Investasi di Kaltara sudah jalan, jumlahnya semua kalo total jalan USD132 Milyar.,” terangnya.

Menko Luhut kemudian menyampaikan juga harapan Indonesia atas dukungan Tiongkok khususnya tim pakar dari Shenzhen untuk desain dan manajemen serta pembangunan kluster pendukung di IKN.

“Semalam saya juga bertemu utusan khusus dari Abudhabi, mereka senang berkolaborasi dengan tim dari Shenzhen. Jadi nanti kita akan lihat kombinasi tim dari Indonesia, Abudhabi dan Shenzhen. Karena ada 9 kluster yang ada di IKN, nanti kita akan cari kluster mana yang mereka mau,” ungkapnya.

Dalam hal Keketuaan Asean, Menko Luhut menyampaikan bahwa Tiongkok mendukung keketuaan Indonesia tahun ini, dan berharap Regional Comprehensice Economic Partnership (RCEP) dapat menciptakan lebih banyak manfaat.

Indonesia diharapkan dapat menjaga persatuan dan solidaritas ASEAN, khususnya melalui keketuaan ASEAN tahun ini.

“Terkait ASEAN, saya kira kita akan memerankan peran yang baik, dan Tiongkok sangat menghormati keketuaan Indonesia. Mereka lihat Indonesia memiliki leadership yang bagus. Mereka memberikan dukungan terhadap keketuaan Indonesia. Terkait RCEP, saya kira Indonesia berpartner dengan siapa saja, dengan tiongkok, amerika buat kita sama aja,” pungkasnya.