Penemuan Jejak Hunian Prasejarah Kampung Asei – Warga Kampung Asei, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura menemukan sejumlah barang arkeologi. Barang arkeologi tersebut terdiri atas pecahan gerabah berukuran sekitar 10 sentimeter, kapak batu, batu penokok sagu, dan batu pengasah. Penemuan benda dari zaman prasejarah itu terjadi saat pengerjaan jalan penghubung Pantai Khalkote dengan Telaga. Yang mana lokasi penemuannya sekitar 500 meter sebelah timur Pantai Wisata Khalkote, yang juga menjadi lokasi Festival Danau Sentani.
Mengutip dari Jubi, Benda-benda bernilai sejarah tersebut ditemukan oleh Corry Ohee di lokasi pembersihan hutan sagu untuk pembangunan jalan penghubung Ayennem. Corry mendapatinya teronggok di tanah dan di balik rerumputan.
“Penemuan benda prasejarah ini menandakan Ayennem pernah ditinggali orang (merupakan lokasi permukiman penduduk) pada masa lalu. Jadi, zaman dahulu nenek moyang kami tinggal di sana, sebelum pindah ke Pulau Asei,” kata Corry.
Corry Ohee mengisahkan nenek moyang mereka berasal dari wilayah timur atau Pulau Pasifik. Rombongan itu kemudian berlayar ke barat hingga ke Pulau Yamna. Selanjutnya, mereka menyusuri perairan ke arah timur hingga ke Teluk Youtefa. Sampai pada akhirnya tiba di pinggiran Danau Sentani serta menetap di Ayennem.
“Nenek moyang kami berburu, menangkap ikan, berkebun dan menokok sagu (untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari). Mereka juga bertanam pisang, talas, ubi jalar, sukun, kelapa, pinang, dan matoa. Tradisi mereka ialah mengukir, melukis, menari, membuat perahu, dan membangun rumah panggung (rumah adat) Khombo,” jelas Corry.
Baca Juga: Jansen Hidroponik Garden, Kisah Ketahanan Pangan dari Papua
Merupakan Bekas Perangkat Masak Zaman Prasejarah

Balai Arkeologi Papua menganalisis pecahan gerabah Ayennem merupakan bekas perangkat masak pada zaman prasejarah. Pecahan yang berukuran tebal merupakan bagian dari tempayan untuk menyimpan saripati sagu. Adapun pecahan yang lebih tipis merupakan bagian dari periuk untuk memasak air, papeda, ikan, dan merebus siput danau.
Hari Suroto, Arkeolog dari Balai Arkeologi Papua mengatakan pada masa prasejarah, tepi danau menjadi pilihan lokasi hunian. Sebab dekat dengan sumber air, ikan, siput, dan hutan sagu. Danau juga berfungsi sebagai sarana transportasi perairan dengan menggunakan perahu.
Kedepannya Hari berharap agar masyarakat dapat merawat situs Ayennem dengan baik sehingga berkembang menjadi destinasi wisata pendukung Festival Danau Sentani. Ia juga berharap agar masyarakat setempat dapat menjaga dan mengurusi benda-benda prasejarah tersebut tanpa merubah bentuknya, apalagi sampai menghilangkannya. Masyarakat juga bisa berkoordinasi langsung dengan pemerintah untuk melestarikan situs Ayennem.