Dari 12 kampung di Distrik Sidey, ada sembilan kampung lokal yang warganya tidak mau mengikuti program vaksinasi. Pasalnya warga di wilayah 12 kampung itu tidak mau untuk divaksin karena terpengaruh dengan hoax.
Kepala Distrik Sidey, Mirdan Husein, mengatakan dari 12 kampung di Distrik Sidey, sembilan kampung lokal tidak mau mengikuti vaksinasi. Warga yang mau untuk divaksin hanya warga dari kampung nusantarra yakni SP-9, SP-10, SP-11, serta masyarakat pendatang di kampung Waramui dan Meyof.
Ia menjelaskan bahwa warga yang sudah mengikuti vaksinasi saar ini sudah berjumlah sekitar 2.000 orang dari 6.000 orang.
“Jadi sampai hari sudah 1.838 warga yang sudah jalani vaksinasi tambah dengan hari ini, maka jumlahnya sudah 2.000-an orang yang sudah mengikuti vaksinasi dari total jumlah penduduk Distrik Sidey sebanyak 6.000-an orang,” ungkap Mirdan.
Mirdan mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan pihak kepolisian dan TNI, sudah melakukan sosialisasi kepada warga di kampung-kampung yang tidak mau mengikuti vaksinasi, namun warga tetap tidak mau untuk divaksin.
Terpengaruh Hoax
Menurutnya, warga di kampung-kampung tersebut tidak mau mengikuti program vaksinasi dari pemerintah lantaran terpengaruh hoax yang berkembang di wilayah itu.
“Mereka menyaksikan berita di televisi, ada yang divaksin dan meninggal. Kami sudah sampaikan bahwa itu karena penyakit bawaan, tapi tetap saja mereka tidak mau untuk divaksin,” pungkasnya.
Baca Juga: Persipura Kembali Gagal Raih Kemenangan di Lanjutan Liga 1 BRI
Salah satu warga Sidey, Sayem, mengaku tidak takut untuk divaksin. Ia juga mengatakan bahwa tidak percaya dengan adanya hoax beredar di masyarakat terkait vaksin.
Ia juga menjelaskan bahwa telah menjalani dua kali suntik vaksin dan semuanya aman. Saat vaksin dosis pertama, ia mengakui memang ada efeknya, yakni ngantuk dan sering lapar.
“Tapi saya tidak takut,” tegasnya.
Menurutnya, ada warga yang tidak mau untuk divaksin karena takut disuntik. Karenanya ia menyampaikan bahwa sakit saat disuntik hanya sama seperti digigit semut, tapi tetap mereka takut.
Salah satu pelajar yang mengikuti vaksinasi, Marvelinus Nona, mengatakan baru mengikuti vaksinasi untuk mendapatkan vaksin dosis pertama. Ia juga tidak merasa takut untuk divaksinasi.
Ia juga mengaku mau sendiri untuk divaksin dan orangtuanya juga mengizinkan untuk mengikuti program vaksinasi.