Solusi Banyak Pikiran
Solusi Banyak Pikiran dari Agama Islam untuk Kamu

Solusi Banyak Pikiran – Stres boleh jadi dampak dari terlalu banyak pikiran. Belum selesai masalah satu, sudah ada masalah lainnya yang datang menghampiri. Nampaknya, kepala sudah tak sanggup memikirkan solusi dari masalah yang datang bertubi-tubi.

Sebagai manusia modern, hal ini suatu hal yang wajar. Hampir semua orang pernah merasakan stres dan beban pikiran yang begitu banyak. Namun perbedaannya, Islam sebagai agama sempurna punya solusinya.

Banyak pikiran merupakan tanda bahwa kita sebagai manusia ragu dan takut akan berbagai hal. Rasa takut tersebut kemudian mendorong kita untuk segera mencari solusi dan penyelesaian. Atau, mencari cara untuk menghindari petaka yang kita anggap akan terjadi.

Itulah sifat manusia sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS Ar Rum: 54)

Manusia memang Allah ciptakan dalam keadaan lemah. Baik secara fisik maupun mental. Makanya, manusia tak akan lepas dari saling membantu dan mengasihi satu sama lain. Kelemahan tersebut membuat manusia kerap berkeluh-kesah. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (QS Al Maarij: 19)

Solusi Banyak Pikiran Dari Agama Islam

Kala mendapat masalah, manusia berkeluh kesah dan kikir. Begitu Pula mereka menjadi stres. Lantas, apa saja solusi dari agama Islam?

1. Berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Baca juga: Marak Beredar Surat Rapid Test Palsu

Menjadi tabiat manusia untuk ingin selalu didengarkan. Kadang, ada kalanya seseorang hanya butuh orang yang mau mendengarkan masalah mereka. Bukannya justru menghakimi atau bahkan memberikan masukan dan kritik yang menyakiti.

Allah subhanahu wa ta’ala paham akan sifat manusia tersebut. Oleh karenanya, Allah ta’ala selalu memanggil hamba-Nya 5 kali sehari untuk mengadukan segala keluh kesahnya. Untuk itu Allah azza wa jalla berjanji dalam firman-Nya,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ‌ۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ‌ۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ

“Dan apabila bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. Al-Baqarah: 186).

Allah itu dekat, dan Dia berjanji akan memberikan solusi dan jawaban atas masalah yang hamba-Nya adukan. Islam menganjurkan umatnya untuk berdoa kepada Allah setiap selesai salat agar hati mereka tenang.

Bayangkan, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan jawaban atas doa yang bahkan hanya terbesit dalam benak kita. Apa salahnya mengadu kepada-Nya?

2. Kunci Kenikmatan dalam Berdoa: Mengamalkan Rukun Iman

Tentu untuk meraih kenikmatan dalam berdoa, seorang muslim harus tahu kuncinya. Salah satunya adalah mengamalkan salah satu rukun iman, yakni iman kepada qadha dan qadar. Maksudnya, kita harus yakin bahwa takdir sudah Allah yang atur

Allah ta’ala berfirman,

مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يُّؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ يَهۡدِ قَلۡبَهٗ‌ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ

“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS At Taghabun: 11)

Dengan meyakini bahwa apa yang menimpa kita adalah dari Allah, kita akan tenang dalam menghadapi masalah. Sebagaimana Umar bin Khattab pernah berkata,

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.”

Ini mengajarkan pada kita bahwa kita tak perlu takut akan apa yang akan datang. Masalah atau nikmat, semuanya datang dari Allah. Tinggal bagaimana kita berusaha yang terbaik sesuai dengan ajaran Islam. Simak firman Allah berikut,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216)

3. Solusi Banyak Pikiran Ketiga, Pahami Kemampuan dan Batas Diri Sendiri

Sebelumnya, kita mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Suka atau tidak suka, mereka pasti butuh bantuan orang lain. Oleh karenanya, pahami sejauh apa kemampuan diri sendiri.

Kadang kala, kita memiliki banyak keinginan namun lupa akan batas kemampuan kita. Kemudian, kita mulai memikirkan hal-hal yang bukan dalam jangkauan kemampuan kita. Misal, kita memikirkan bagaimana orang lain menilai kita atau kita memikirkan bagaimana soal masa depan kita.

Memang betul, kita dapat mempersiapkan soal bagaimana orang akan menilai kita dan masa depan kita. Namun, kita hanya mampu sebatas berusaha. Soal hasil, itu urusan Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga, kita perlu belajar untuk menyerahkan urusan kita kepada Allah sebagaimana firman,

فَسَتَذْكُرُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ ۚ وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ

“Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS Al Ghafir: 44)

Dengan demikian, janganlah menjadi manusia yang egois dan melupakan bahwa Allah akan membantu. Janganlah menjadi manusia sombong yang merasa bahwa ia mampu mengerjakan semuanya tanpa bantuan Allah.

Sapa-lah Allah dalam doa dan salat. Mulailah bangun hubungan yang baik dengan Allah. Bayangkan, seorang pencuri yang berdoapun Allah kabulkan doanya. Bagaimana dengan hamba-Nya yang taat? Begitulah Solusi dari Banyak Pikiran menurut agama islam.