Telusur Asap Bakaran Sate Hingga ke Timur Tengah
Bakaran sate (foto : istimewa)

Masyarakat sedang dihebohkan dengan kejadian pembunuhan berencana yang dilakukan oleh seorang wanita muda berinisial NA dengan modus meracuni sate. Sate itu seyogyanya dikirimkan oleh NA kepada seorang anggota kepolisian yang berinisial T.

Namun, naas harus diterima oleh ojek online yang mengantarkan sate titipan NA. Karena titipan hidangan tersebut ditolak oleh penghuni rumah T, maka makanan tersebut dibawa pulang oleh pengemudi ojek.

Rencananya, hidangan tersebut akan dikonsumsi sebagai hidangan untuk berbuka si pengemudi online bersama keluarganya. Namun tak disangka, anak dari pengemudi tersebut meregang nyawa karena memakan sate yang telah dikontaminasi dengan sianida. Sungguh keji perlakuan laknat yang memakan korban anak tak berdosa.

Sate, merupakan hidangan yang begitu lumrah dan populer di Indonesia. Kelezatannya memang tak terelakkan. Hampir tidak ditemukan orang yang tidak menyukai hidangan satu ini.

Hidangan ini selalu diidentikkan dengan Indonesia. Begitu lekatnya makanan ini dengan Indonesia, di seluruh nusantara, sate mempunyai ragamnya tersendiri. Lagi pula, Indonesia juga menjadi negara yang memegang hak paten atas hidangan ini.

Modifikasi dari India yang Memodifikasi dari Timur Tengah

Sate, konon dikabarkan berasal dari Kota Ponorogo, Jawa Timur. Katanya, ini bermula dari kebiasaan Warok yang menusuk bakaran ayam dengan lidi atau potongan bambu untuk dikonsumsi. Kebiasaan ini akhirnya ditiru oleh masyarakat dan menjadi kuliner jelata kala itu.

Namun, sebenarnya makanan ini adalah modifikasi dari kuliner yang populer di India dan negara-negara Timur Tengah lainnya, yang dikenal dengan nama kebab.

Kebab ini dibawa oleh pedagang-pedagang India dan Timur Tengah lainnya pada abad 19 ke Pulau Jawa.

Baca Juga : Buat Apa PPKM Jika Tak Ada Ketegasan?

Indonesia yang kala itu tak mengenal konsep memasak dengan cara bakaran, mempelajarinya dari imigran India dan Timur Tengah.

Hidangan yang awalnya dijual oleh pedagang kaki lima ini kemudian mengalami pencocokan rasa dengan lidah orang Indonesia.

Lalu kemudian menyebar ke berbagai daerah di Nusantara dan mengalami beberapa modifikasi, sesuai dengan lidah masyarakat lokal.

Hidangan ini yang sering kita temui umumnya di pulau Jawa namun akan berbeda dengan sate yang ada di Sumatera. Sate Padang saja contohnya. Hidangan ini tak dilengkapi dengan bumbu kacang yang manis dan gurih, namun kuah kental serupa bumbu yang rumit akan menemani sate Padang.

Apapun jenis sate yang kita nikmati, janganlah dikotori dengan perbuatan jahat yang bisa merenggut nyawa orang.

Referensi


IDN Times – Begini Lho Sejarah Lahirnya Sate Hingga Jadi Makanan Nasional Indonesia