Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengatakan bahwa ada kemungkinan virus corona bisa melemah dengan sendirinya, seperti yang dikutip dari CNN.
Tito mencontohkan flu spanyol yang berakhir karena melemahnya virus tersebut disertai dengan proses herd immunity. Herd immunity adalah kondisi dimana orang-orang dibiarkan terinfeksi suatu virus lalu sembuh sehingga menjadi kebal terhadap virus tersebut.
Tito menambahkan bahwa skenario ini (melemahnya virus) bisa saja terjadi namun hanyalah sebagai opsi terakhir. Dia menekankan bahwa vaksin untuk covid-19 tetap menjadi prioritas. Tito menyatakan bahwa saat ini negara-negara di dunia telah berlomba mencari dan mengembangkan vaksin covid-19.
Sampai saat ini sudah ada 2 kandidat vaksin covid-19 yang berasal dari China dan Inggris. Kedua vaksin tersebut sudah memasuki fase uji klinis tahap tiga.
Tito berharap agar nanti di Desember 2020, vaksin tersebut bisa melewati uji klinis tahap tiga, namun dengan catatan bahwa vaksin tersebut cocok dengan tipe virus yang ada di Indonesia.
“Kalau efektif bisa munculkan antibodi. Bisa mematikan virus covid, maka setelah itu baru ada produksi massal. Produksi massal direncanakan Januari-Februari 2021. Harus 2/3 populasi Indonesia di vaksin,” kata Tito.
Baca Juga: Gerindra Kembali Calonkan Prabowo Subianto Sebagai Calon Presiden
Tito Karnavian: Herd Immunity Akan Memakan Banyak Korban
Tito menambahkan bahwa herd immunity akan memakan banyak korban. Tito mencontohkan pandemi wabah hitam atau Black Death pada pertengahan abad 14 di Eropa dan juga pandemi Spanish Flu pada 1920 silam. Puluhan juta jiwa melayang karena herd immunity yang diterapkan di tengah pandemi tesebut.
“Dan kini tak ada pandemi sebesar covid-19, seluas Covid-19. Ini pandemi terluas dalam sejarah umat manusia. Kita lihat skenario herd immunitiy enggak kita inginkan,” kata Tito.
Dikutip dari kompas, Peneliti Bakteriologi Kementerian Kesehatan, Kambang Sariadji mengatakan herd immunity yang positif dapat dilakukan apabila vaksin telah ditemukan. Nantinya, penyebaran virus dapat ditekan oleh imunisasi massal, sehingga orang yang belum diimunisasi akan terlindung dari penyakit infeksi.
Kambang juga menambahkan bahwa herd immunity tanpa vaksin adalah sama dengan membiarkan setiap orang menghadapi ancaman kematian massal.