Toleransi, Persahabatan Di Tanah Papua
beritapapua.id - Salah Satu Toleransi dan Persahabatan yang ada di Tanah Papua - iainpapua

Toleransi, Persahabatan Di Tanah Papua – Toleransi sejatinya merupakan bentuk rasa hormat dan penghargaan kita terhadap keberagaman bentuk ekspresi, dan cara menjadi manusia. Dengan toleransi, jelas kita juga akan mengakui Hak Asasi Manusia (HAM). Toleransi lah yang bisa menjamin kelangsungan hidup heterogen di berbagai belahan dunia. Bukan hanya kewajiban moral, tetapi toleransi juga menjadi syarat dalam kepentingan berpolitik dan hukum, baik bagi individu, kelompok atu negara.

Toleransi secara Bahasa berasal dari Bahasa Latin tolerare yang berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Sikap toleransi secara umum antara lain yaitu menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang ebrbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama dan antargolongan.

Sugeng Budiarto seorang veteran kemerdekaan mengatakan bahwa perbedaan seperti suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tidak pernah dipersoalkan kala seluruh rakyat Indonesia tengah berjuang demi kemerdekaan. Beban untuk mendapatkan kedaulatan tanah air sama-sama dipikul oleh segenap tumpah darah Indonesia.

Sugeng Budiarto mendapatkan gelar kehormatannya pada tahun 1981 juga mengatakan bahwa kunci dari lahirnya kemerdekaan saat itu adalah toleransi. Dengan menjunjung tinggi toleransi, maka kedamaian, keamanan, dan ketentraman niscaya akan lebih terjamin.

Dari sudut bagian Timur Indonesia yaitu Papua, tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma mengaku belajar toleransi dan Pancasila dari masyarakat Papua. Salah Satu bukti lainnya adalah jalinan keharmonisan umat muslim dan nasrani di Kota Karubaga, Kabupaten Tolikara. Puluhan warga yang berbeda keyakinan ini gotong-royong membersihkan Gereja Gidi.

Baca Juga: Pengembangan Ekonomi Hijau Melalui Perkebunan Kopi

Ir. Petrus Kasihiw, MT menghimbau menjaga kerukunan

Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT mengajak mayoritas melindungi minoritas dan minoritas menghargai atau menghormati mayoritas. Untuk itu, bagaimana melihat Kabupaten Teluk Bintuni kedepan dalam konteks merajut toleransi dalam membangun Bintuni yang damai.

Selain itu Ir. Petrus Kasihiw, MT juga menegaskan pemerintah berkewajiban membangun sinergitas dalam menjaga kedamaian di Teluk Bintuni. Sehingga selama ini pemerintah menjalin hubungan baik dengan lembaga keagamaan, lemabga adat, dan lain-lain, karena pemerintah tidak bisa membawa misi damai tersebut tanpa ada dukungan dari komponen-komponen tersebut.

“Yang terpenting bagi kita semua adalah menolah semua paham radikal yang tidak sesuai dengan adat, kebudayaan dan ketentuan yang beralku. Dan itu harus kita berkomitmen bersama, marilah sama-sama bergandengan tangan membangun keberagaman di Tanah Sisir Matiti ini” Ucap Ir. Petrus Kasihiw, MT demi menciptakan persahabatan bagi semua orang di tanah Papua.