Warga yang merasa takut dan trauma pasca kerusuhan yang terjadi di Sinakma, Kota Wamena, Papua Pegunungan hingga Sabtu (24/2/2023) masih berada di pengungsian.
Setidaknya ada 509 warga masih bertahan di Komando Distrik Militer (Kodim) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan pasca aksi kerusuhan di Kota Wamena, Kamis (23/2/2023) lalu.
Diketahui aksi kerusuhan itu mengakibatkan 10 korban tewas, belasan warga mengalami luka-luka dan sejumlah rumah serta ruko terbakar.
“Hari ini jumlah warga yang mengungsi bertambah, tercatat sebanyak 509 baik anak-anak maupun dewasa,” kata Mayor CHB Yusuf Rinding Kasdim di Kodim, Sabtu (25/2/2023).
Ini terus bertambah sampai Jumat kemarin sebanyak 307 orang. Untuk kebutuhan para warga yang mengungsi tersebut, menurut Kasdim Yusuf masih terpentuhi.
Tampak gempulan asap dari bangunan yang dibakar oleh masyarakat di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Kebakaran tersebut terjadi akibat isu penculikan anak yang menyebabkan sejumlah warga membakar kios dan ruko di wilayah tersebut
Ini penjelasan Polda Papua dan Polres Jayawijaya soal kerusuhan yang terjadi Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023).
Saat ini Pemkab Jayawijaya sudah menyalurkan bantuan berupa 1 ton beras, mi instan, selimut, air, gula dan kebutuhan lainnya.
“Tempat penampungan pengungsian saat ini ada beberapa tempat baik di masjid, gereja dan di perumahan anggota kodim,” ungkapnya.
Sementara salah satu warga pengunsi, Albert mengatakan, saat ini dirinya bersama keluarga memilih mengunsi dikarenakan rasa ketakutan pasca peristiwa kerusuhan.
“Saya takut makanya saya dengan keluarga lebih memilih mengamankan diri hingga situasi normal kembali kami akan pulang ke rumah,” katanya.
Menurutnya ada rasa trauma dengan peristiwa sebelumnya apalagi setiap kejadian menimbulkan korban jiwa.
“Saya berharap kejadian ini cepat berlalu agar aktivitas masyarakat kembali normal,” ujarnya.