Wakil Bupati Teluk Wondama Akui Penanganan HIV-AIDS Terbaikan Karena Covid-19
beritapapua.id - Wakil Bupati Teluk Wondama Andarias Kayukatuy saat membuka kegiatan orientasi pencatatan dan pelaporan program HIV/AIDS yang diikuti oleh petugas Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Teluk Wondama. (Foto: Antara)

Wakil Bupati Teluk Wondama, Papua Barat Andarias Kayukatuy mengakui, jajarannya kurang memberi perhatian terhadap penanganan HIV-AIDS. Hal ini lantaran selama dua tahun belakangan jajarannya lebih fokus menangani pandemi Covid-19.

“Beberapa tahun terakhir ini kita sibuk dengan Covid-19 sehingga tidak ada yang begitu memperhatikan masalah HIV/AIDS. Padahal HIV/AIDS mungkin lebih berbahaya dari Covid-19,” kata Andarias Kayukatuy di Wasior, Papua Barat, Minggu (7/8/2022).

Kayukatuy mendorong perlunya pemeriksaan HIV/AIDS secara luas untuk mengetahui seberapa besar tingkat penularan penyakit itu di Wondama.

Ia sendiri menyebut bahwa masyarakat Wondama masih enggan memeriksakan diri karena merasa HIV/AIDS sesuatu yang kurang bagus.

“Saya setuju setiap (unit) pelayanan, ketika ada yang datang ke puskesmas langsung diambil darahnya untuk dites supaya kita bisa tahu bagaimana kondisi HIV/AIDS di Kabupaten Teluk Wondama,” ujarnya.

Kayukatuy khawatir kasus HIV-AIDS di wilayahnya bisa bertambah lebih banyak jika semua penduduk dilakukan pemeriksaan.

“Bisa-bisa sudah menular ke orang lain juga. Sehingga hal ini perlu kita perhatikan bersama karena HIV ini tidak ada gejala,” ucap

Pengelola Program HIV/AIDS dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Teluk Wondama Melany A. Rumawak menyebutkan, berdasarkan data terakhir, jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di Wondama sudah sebanyak 533 orang. Jumlah itu merupakan angka kumulatif sejak tahun 2017.

“Data itu dari 2017 sampai sekarang. Itu sudah termasuk yang meninggal, yang hilang kontak, yang sudah keluar dari kabupaten, yang lagi mengandung dan yang dalam pengobatan,” papar Melany Rumawak.

Data jumlah ODHA yang dimiliki KPA Wondama merupakan data yang dihimpun secara manual berdasarkan temuan kasus di Puskesmas yang kemudian dirujuk ke RSUD Teluk Wondama.

Jumlah Orang Terinfeksi

Sementara berdasarkan data yang terinput dalam Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA), jumlah orang yang terinfeksi HIV-AIDS di wilayah itu baru tercatat 90 orang.

Rumawak membenarkan bahwa sebagian masyarakat Wondama masih enggan memeriksakan diri untuk mengetahui status HIV/AIDS. Hal itu lantaran HIV/AIDS dianggap sebagai penyakit kutukan. Kondisi itulah yang menjadi tantangan terbesar dalam penanganan HIV/AIDS.

Baca Juga: Pj Gubernur Papua Barat Melepas Kontigen Jamnas XI Papua Barat di Pelabuhan Laut Kota Sorong

“Jadi masyarakat masih enggan untuk datang ke layanan. Apalagi kalau ada yang sudah positif, begitu skrining ketemu di [unit] layanan, mereka tahu mereka positif mereka langsung menutup diri,” kata Rumawak.

Pengelola Program HIV/AIDS dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Marlov Taribaba berpandangan perlu ada upaya yang lebih masif agar masyarakat mau memeriksa status HIV/AIDS, termasuk dengan melakukan pemeriksaan massal.

Untuk bisa mengubah cara pandang masyarakat tentang HIV/AIDS, katanya, perlu contoh langsung dari para pemimpin maupun para tokoh di daerah.